Pasar Saham Sambut Pencabutan Subsidi Premium
KATADATA ? Investor menyambut langkah pemerintah mencabut subsidi bahan bakar minyak (BBM) jenis premium atau Research Octane Number (RON) 88.
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Ito Warsito mengatakan, pencabutan subsidi tersebut akan mengurangi beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pemerintah dapat mengalihkan dana subsidi ke sektor yang lebih produktif, seperti infrastruktur.
?"Iya (akan merespons positif) karena uang APBN untuk pembangunan infrastruktur dan sebagainya,? katanya di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (2/1).
(Baca: Pemerintah Cabut Subsidi Premium)
Seperti diberitakan, pemerintah mulai 1 Januari 2015 resmi mencabut subsidi BBM jenis premium. Saat ini, premium dijual dengan harga Rp 7.600 per liter, lebih rendah dari pada harga per 18 November 2014 sebesar Rp 8.500 per liter.
Menurut pemerintah, harga yang lebih rendah tersebut disesuaikan dengan perkembangan harga minyak mentah dunia yang saat ini berada di kisaran US$ 60 per barel. Adapun ketika menaikkan harga BBM sebulan sebelumnya, rata-rata harga minyak dunia berada di kisaran US$ 80 per barel.
Sementara untuk harga BBM jenis solar, pemerintah memberikan subsidi tetap Rp 1.000 per liter. Saat ini, solar dijual dengan harga Rp 7.250 per liter atau lebih rendah Rp 250 per liter ketimbang harga pada 18 November 2014.
(Baca: Tim Reformasi Rekomendasikan Subsidi BBM Dialihkan ke Pertamax)
Presiden Joko Widodo saat membuka perdagangan saham di BEI menyatakan, langkah pemerintah mencabut subsidi BBM jenis premium akan membuat perekonomian lebih baik.
Dengan harga premium yang mengikuti harga pasar, maka pemerintah akan lebih mudah dalam menyusun APBN. ?Ini menambah optimisme untuk ekonomi 2015 akan jauh lebih baik,? katanya.
Dana subsidi BBM tersebut, kata dia, akan digunakan ke sektor-sektor yang lebih produktif seperti pembangunan waduk, irigasi, pelabuhan, dan bandara. ?Uang (subsidi) itu akan dikonsentrasikan di sana,? ujarnya.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) dalam perdagangan perdana di awal 2015 mencatatkan kinerja positif. Saat pembukaan, indeks tercatat menguat tipis 6,9 poin atau 0,13 persen dibandingkan penutupan sebelumnya. (Baca: Jokowi Optimistis Perekonomian 2015 Lebih Baik)