IHSG Turun Tipis 0,09% Tertekan Kinerja Negatif 7 Saham Kelas Kakap
Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada hari ini, Rabu (23/7) ditutup turun tipis 0,09% ke 5.110,18. Padahal pada perdagangan sesi pertama tadi pagi indeks sempat naik ke level tertingginya di posisi 5.114,71 atau 0,28%.
Secara sektoral koreksi indeks didorong oleh sektor manufaktur, pertanian, aneka industri, keuangan, industri dasar, dan properti. Sektor aneka industri, properti, dan industri dasar turun paling dalam masing-masing 1,19%, 0,7%, dan 0,62%.
Sementara sektor yang menahan laju koreksi IHSG yaitu sektor konsumer, tambang, infrastruktur, dan perdagangan naik menahan laju koreksi, masing-masing 0,26,%, 0,45%, 0,36% dan 0,33%.
Adapun kinerja IHSG di zona merah hari ini paling besar didorong oleh tujuh saham dalam kelompok LQ-45 atau saham-saham berkapitalisasi besar dan likuid, yang kompak berakhir lebih rendah.
(Baca: Tahun ini BEI Depak Empat Emiten dari Bursa, Tiga Delisting Paksa)
Di urutan teratas saham LQ-45 yang paling signifikan menekan laju IHSG menurut data Bursa Efek Indonesia yaitu saham Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang merosot 1,59% ke Rp 3.100 per saham. Kemudian menyusul H.M. Sampoerna Tbk (HMSP) yang terkoreksi 2,48% ke level Rp1.780.
Selanjutnya ada Astra International Tbk (ASII) yang terkoreksi 1,4% ke Rp 5.300 per saham. Saham Barito Pacific Tbk anjlok 2,48% ke Rp 1.180 per saham, lalu saham bank swasta terbesar Indonesia, Bank Central Asia Tbk (BBCA) menyusul dengan koreksi 0,32% ke Rp 30.900.
Setelah itu saham Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) turun 1,25% ke Rp 5.925, dan terakhir saham Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang turun 1,23% ke Rp 8.025 per saham.
Selain ketujuh saham tersebut ada beberapa saham kelompok LQ-45 lainnya yang turut menekan IHSG seperti Bukit Asam Tbk (PTBA) juga turun 1,42% ke level Rp 2.080 per saham, serta Adaro Energy Tbk (ADRO) yang terkoreksi 0,88% ke level Rp 1.125 per saham.
(Baca: Kabar Vaksin Corona, Harga Saham Kimia Farma & Indofarma Melonjak 24%)
Total volume saham yang diperdagangkan hari ini sebanyak 10,2 miliar unit dengan nilai transaksi Rp 8,2 triliun. Sejalan dengan turunnya indeks, ada 232 saham yang ditutup di zona merah, 172 saham menguat, dan 178 saham tidak mengalami perubahan.
Sementara itu, investor asing tercatat melakukan aksi jual dengan nilai bersih mencapai (Net Foreign Sell) Rp 218 miliar di semua pasar. Saham paling banyak dijual investor asing pada hari ini yakni saham Bank Rakyat Indoensia Tbk (BBRI) sebanyak Rp 187,3 miliar.
Pasar Minim Sentimen Positif
Analis Binaartha Sekuritas, Muhammad Nafan Aji Gusta, mengatakan pelemahan IHSG hari ini terdorong sentimen negatif dari program stimulus pemulihan ekonomi nasional (PEN) pemerintah masih belum terserap secara optimal.
"Ditambah, masih minimnya data makro ekonomi domestik maupun global yang dapat memberikan high positive impact kepada pelaku pasar," ujarnya kepada Katadata.co.id, sore ini.
(Baca: Jouska Rekomendasikan Saham LUCK, Investor Teriak Rugi Puluhan Juta)
Selain itu, lanjut Nafan, pasar juga merespon dengan penuh hati-hati pidato Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang mengatakan bahwa kasus Covid-19 akan meningkat dalam dalam beberapa hari ke depan.
Koreksi indeks dalam negeri hari ini sejalan dengan dengan laju bursa-bursa unggulan di kawasan Asia yang juga memerah. Seperti Nikkei 225 di Jepang yang turun 0,58%, Hang Seng di Hong Kong anjlok 2,25%, Strait Times Singapura juga merosot 1,32%. Hanya indeks Shanghai Composite di Tiongkok yang naik 0,37%.
Penulis/Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah.