Urung Terbitkan Saham Baru, Solusi Tunas Pilih Opsi Obligasi Rp 13 T
PT Solusi Tunas Pratama Tbk berencana menerbitkan obligasi valuta asing (valas) dan obligasi domestik dengan target perolehan dana maksimal Rp 13,7 triliun. Aksi korporasi ini sekaligus menggeser rencana awal perusahaan yang ingin menerbitkan saham baru.
Rencana baru itu disampaikan dalam pengumuman agenda Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan berlangsung pada 3 Juni 2021 mendatang. disampaikan manajemen kepada Bursa Efek Indonesia (BEI).
Emiten menara telekomunikasi ini berencana menerbitkan obligasi berdenominasi asing dengan target perolehan dana US$ 400 juta atau setara Rp 5,7 triliun (Kurs RTI US$ 1 = Rp 14.270). Selain itu, penerbitan obligasi nasional ditarget memperoleh dana maksimal Rp 8 triliun.
"Perseroan akan meminta persetujuan dari para pemegang saham untuk menyetujui rencana penerbitan obligasi dalam mata uang dolar AS dan rupiah yang merupakan transaksi material," demikian tercantum dalam keterangan tertulis pada Keterbukaan Informasi BEI, pekan lalu.
Tak hanya itu, perusahaan juga meminta persetujuan kepada pemegang saham atas rencana pemberian jaminan berupa, sebagian besar atau seluruh aset dari perusahaan atau anak usaha yakni menara telekomunikasi dan sarana penunjangnya.
Dalam pengumuman tersebut, perusahaan juga menjelaskan alasan mengubah aksi korporasi dari semula berencana menerbitkan saham baru menjadi penerbitan obligasi.
"Peniadaan mata acara RUPSLB tersebut (private placement) didasarkan pada pertimbangan bahwa dana yang akan diperoleh perusahaan melalui penerbitan obligasi akan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan perseroan sesuai tujuan penggunaan dana," demikian tertulis dalam keterbukaan informasi.
Sebelumnya pada 27 April 2021, SUPR mengumumkan niat melakukan Penambahan Modal tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau private placement. Jumlahnya maksimal 113,7 juta saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Nilai itu merupakan 10% dari modal ditempatkan dan disetor perusahaan. Selanjutnya, kepemilikan saham para investor akan terdiluasi sebanyak 3,93%.
Dalam prospektus yang disampaikan SUPR, perusahaan membutuhkan sumber dana alternatif untuk memperkuat struktur permodalan. Selain itu, penerbitan saham baru juga diharapkan dapat meningkatkan likuiditas perdagangan saham.
Perusahaan akan menggunakan dana untuk mengembangkan usaha, termasuk menambah aset perusahaan dan anak usaha. Selain itu, Solusi Tunas juga berencana menggunakan dana untuk melunasi sebagian atau seluruh pinjaman perusahaan.
SUPR memiliki dua fasilitas pinjaman sindikasi yang perlu dilunasi. Pertama, pinjaman sindikasi valuta asing US$297 juta pada Februari 2018. Pinjaman ini diperoleh dari sindikasi BNP Paribas, Citigroup Global Markets Singapore, ING Bank NV Singapore, CIMB Niaga, Standard Chartered Bank Singapore, Sumitomo Mitsui Banking, Bank of Tokyo-Mitsubishi IFJ, Ltd.
Kedua, pinjaman sindikasi Rp 3,85 triliun pada Februari 2018. Fasilitas diberikan oleh BNP Paribas, Citigroup Global Markets Singapore, CIMB Niaga , Bank Mandiri, Bank Permata, Bank Sumitomo Mitsui Indonesia, Sumitomo Mitsui Banking, Bank of Tokyo Mitsubishi UFJ, Ltd.