Ada Tantangan Perekonomian Bakal Melambat, IHSG Hari Ini Masih Lesu

Image title
29 Juli 2021, 06:40
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan perdagangan akhir tahun 2020 IHSG ditutup melemah 57,1 poin atau 0,95 persen ke level 5.979,07.
ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/nz
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (30/12/2020). Pada penutupan perdagangan akhir tahun 2020 IHSG ditutup melemah 57,1 poin atau 0,95 persen ke level 5.979,07.

Indeks harga saham gabungan (IHSG) diproyeksi mengalami tekanan pada perdagangan Kamis (29/7). Hal itu karena masih minimnya sentimen pendongkrak indeks, disertai sinyal perekonomian yang lebih lambat.

Pada perdagangan kemarin (28/7) IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup melemah 0,14% menyentuh level 6.088. Sepanjang perdagangan investor asing melakukan aksi jual saham hingga Rp 329,75 miliar di seluruh market. Hingga penutupan, diketahui sebanyak 305 saham mencatatkan penurunan, 187 mengalami kenaikan dan 158 saham stagnan.

CEO Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya memprediksi, rentang pergerakan IHSG berada di kisaran 5.948 dan 6.123. Menurut dia, perkembangan indeks pada perdagangan hari ini masih dalam fase konsolidasi jangka panjang.

Potensi lesunya indeks diperkirakan karena masih minimnya sentimen yang dapat menggenjot kenaikan IHSG. Sementara, capital inflow belum terlihat bertumbuh secara signifikan.

"Ditambah lagi perputaran roda perekonomian cenderung melambat, hal ini cukup menjadi tantangan untuk dapat mendorong kenaikan IHSG," kata William dalam laporan tertulis, Rabu (28/7).

Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dari 4,8% menjadi 4,3% meski melihat prospek pertumbuhan ekonomi global lebih baik. Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia ini berada di bawah tiga negara ASEAN lainnya, seperti  Malaysia, Vietnam, dan Filipina. 

IMF meramal pertumbuhan ekonomi ketiga negara tersebut berada di atas 6% pada tahun ini dan tahun depan. Ekonomi Malaysia akan tumbuh 6,5% pada tahun ini dan 6% pada tahun depan, Vietnam tumbuh 6,5% pada tahun ini dan 7,2% pada tahun depan, sedangkan Filipina tumbuh 6,9% pada tahun ini dan 6,5% pada tahun depan. Adapun Indonesia pada tahun depan diproyeksi hanya tumbuh 5,8%. 

Ada beberapa saham yang menurutnya dapat dipantau pelaku pasar saham hari ini, di antaranya PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Nippon Indosari Corpindo Tbk (ROTI), dan PT Summarecon Agung Tbk (SMRA).

Analis Artha Sekuritas Indonesia Dennies Christoper Jordan mengatakan IHSG hari ini diprediksi melemah dalam jangka pendek dengan rentang support di level 6.069 dan 6.050. Sementara, area resistance di level 6.134 dan 6.111.

"Pergerakan akan cukup terbatas, investor mencermati dampak dari pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM)," kata Dennies dalam laporan tertulisnya.

Ia mengatakan, investor juga akan mencermati hasil dari rapat Bank Sentral Amerika Serikat (AS) alias The Fed, terkait kebijakan moneternya. Di mana dalam rapat bulanan, bank sentral akan menentukan arah suku bunga dan rencana stimulus ke depan.

Dennies merekomendasikan saham PT Aneka Gas Industri Tbk (AGII), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Krakatau Steel Tbk (KRAS), dan PT Sat Nusapersada Tbk (PTSN) untuk tahan jika sudah beli sebelumnya. Pasalnya, saham-saham tersebut menujukkan indikator teknikal dan sentimen dalam posisi netral.



Reporter: Ihya Ulum Aldin

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...