Indeks Saham Properti Turun 15%, Ada Potensi Naik Jelang Akhir Tahun

Intan Nirmala Sari
26 Agustus 2021, 07:00
properti, sektor properti, saham, saham LPKR, saham SMRA, saham BSDE, Saham CTRA, Saham PWON, investasi
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Seorang pekerja melintas di layar elektronik pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Sudirman, Jakarta Pusat (08/08). IHSG tercatat menguat 1,38% ke 6.204,19. IHSG masih didera aksi jual asing mencatat jual bersih Rp 214,41 miliar.

Adapun suku bunga kredit baru KPR pada Juni 2021 tercatat 6,60%, turun dari  7,03% bulan sebelumnya dan 7,84% pada Juni 2020. Suku bunga kredit rata-rata tertimbang KPR pada Juni 2021 sebesar 8,26%, turun dari bulan sebelumnya 8,27% dan 8,57% pada Juni 2020.

“Secara keseluruhan, tahun lalu kinerja sektor properti lebih buruk. Tahun ini kami lihat kinerja mulai membaik, namun belum tercermin di harga sahamnya saja,” ujar Yaki.

Yaki optimistis kinerja industri properti akan membaik menjelang akhir tahun ini, dengan begitu prospek saham sektor properti juga berpotensi membaik. Adapun beberapa saham properti yang menurutnya menarik untuk dilirik seperti saham PT Lippo Karawaci (LPKR), PT Ciputra Development (CTRA), PT Summarecon Agung (SMRA), PT Pakuwon Jati (PWON), dan PT Bumi Serpong Damai (BSDE).

Untuk saham LPKR, dia memperkirakan target harga fundamental berada di level Rp 340 per saham, sedangkan pada perdagangan Rabu (25/8) sahamnya ditutup turun 0,74% di level Rp 135 per saham. Periode April-Juni 2021, perusahaan membukukan marketing sales 193% secara year on year (yoy) menjadi Rp 1,02 triliun.

Selanjutnya ada saham CTRA dengan target harga akhir 2021 di Rp 1.200 per saham, sedangkan perdagangan kemarin (25/8) sahamnya ditutup naik 1,78% ke level Rp 860 per saham. Periode Januari-Juni 2021, perusahaan membukukan pendapatan naik 43,57% menjadi Rp 4,02 triliun.

Saham SMRA ditutup stagnan atau bertahan di level Rp 795 per saham. Hingga akhir 2021, Yaki memprediksi harga saham SMRA bisa menuju Rp 1.100 per saham. Semester I-2021, SMRA berhasil membukukan marketing sales tumbuh 75% menjadi Rp 3 triliun dari target setahun penuh yakni Rp 4 triliun.

Rekomendasi lainnya dari Analis BCA Sekuritas yakni saham PWON yang ditutup turun 0,89% ke level Rp 446 per saham, dengan target harga akhir tahun diperkirakan Rp 675 per saham. Sepanjang kuartal I-2021 PWON membukukan pendapatan Rp 1,11 triliun atau turun 32,4% secara yoy. Meskipun begitu, perusahaan mampu membukukan laba yang diatribusikan kepada entitas induk naik 254,53% menjadi Rp 236,69 miliar.

Sedangkan rekomendasi saham properti terakhir yakni saham BSDE sebesar Rp 1.450 per saham. Pada perdagangan Rabu (25/8), saham BSDE ditutup stagnan pada level Rp 920 per saham. Sepanjang semester I-2021 BSDE membukukan lonjakan laba sebanyak 145,53% menjadi Rp 1,2 triliun secara yoy.

Penyumbang bahan: Nada Naurah (magang)

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...