Dilanda Tekanan Jual, IHSG Anjlok 3,8% Usai Libur Lebaran
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 3,82% ke level 6.952,75 pada perdagangan perdana setelah libur Lebaran, Senin (9/5).
Sampai dengan pukul 09.55 WIB, data perdagangan menunjukkan, nilai transaksi IHSG mencapai Rp 9,37 triliun dengan volume 9,01 miliar saham dengan frekuensi 628.170 kali. Terdapat 157 saham yang menguat, 386 saham melemah dan 127 saham bergerak stagnan.
Aksi jual pelaku pasar asing juga tidak terhindarkan. Investor asing melakukan penjualan bersih di seluruh pasar senilai Rp 1,11 triliun di seluruh pasar.
Saham-saham perbankan menjadi incaran aksi jual pelaku pasar asing. PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) misalnya terjadi penjualan bersih (net sell) senilai Rp 1,7 triliun. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp 1,2 triliun. PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) juga terjadi aksi jual senilai Rp 842,5 miliar.
Sedangkan, emiten di luar sektor keuangan yang dilanda aksi jual investor asing adalah PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) senilai Rp 357,7 miliar dan PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) senilai Rp 538,8 miliar dan PT Astra International Tbk (ASII) Rp 276,7 miliar.
Pelemahan IHSG senada dengan melemahnya bursa saham di kawasan Asia Tenggara. Indeks Nikkei, Jepang melemah 2,20% diikuti penurunan indeks Strait Times, Singapura sebesar 0,01%. Indeks LQ45 juga turun cukup dalam sebesar 4,45%. Hanya indeks Shanghai Composite yang bergerak menguat sebesar 0,07% pada perdagangan pagi ini.
Analis Profindo Sekuritas Dimas Wahyu menilai, pergerakan IHSG hari ini dibayangi kekhawatiran pelaku pasar mengenai kebijakan moneter The Federal Reserve yang lebih ketat.
Ada spekulasi di kalangan pelaku pasar yang menyebut bank sentral Amerika Serikat itu akan kembali menaikkan suku bunga acuan Fed Funds Rate sebesar 75 basis poin pada Juni mendatang setelah mengerek suku bunga 50 basis poin pada Mei ini, tertinggi dalam 22 tahun terakhir.
"Investor memproyeksikan kenaikan sebesar 75 bps pada Juni jika kenaikan FFR Maret dan Mei tidak memberikan dampak signifikan pada tingginya inflasi di AS," katanya, Senin (9/5).
Di sisi lain, dari dalam negeri, pergerakan IHSG juga diwarnai sentimen larangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Dengan katalis tersebut, secara teknikal, Profindo memprediksi IHSG akan bergerak variatif di rentang 7.150 sampai 7.300.
Sementara itu, KB Valbury Sekuritas memprediksi laju IHSG akan bergerak melemah hari ini di rentang batas bawah 7.200/7.171/7.137 dan batas atas 7.262/7.296/7.325.
Menurut KB Valbury, ketidakpastian geopolitk di Eropa Timur tetap masih menjadi salah satu perhatian pasar, termasuk keterlibatasn dari negara lain. Anggota parlemen Rusia menyebut AS telah terlibat langsung dalam aksi militer melawan Rusia di Ukraina, dan menuduh Washington mengoordinasikan operasi militer di Ukraina.
"IHSG diperkirakan bergerak variatif dengan peluang melemah pada perdagangan hari ini," tulis KB Valbury.