Panja DPR Gelar Rapat Tertutup Bahas Investasi Telkomsel di GoTo
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI kembali menggelar rapat Panitia Kerja (Panja) Investasi pada Perusahaan Digital untuk membahas mengenai investasi yang dilakukan oleh PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) kepada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) hari ini, Senin (27/6).
Pantauan Katadata.co.id, rapat ini diselenggarakan secara tertutup. DPR memanggil para pakar seperti ekonom Piter Abdullah dan Operating Partner East Ventures David Fernando Audy untuk memberikan pendapat mengenai investasi Telkomsel di GoTo.
Bersamaan dengan pelaksanaan rapat panja, saham GOTO ditutup naik 0,51% atau 2 poin ke level Rp 394 per saham hingga penutupan perdagangan hari ini. Saham GOTO dibuka di level Rp 396 per saham pada pagi ini dan sempat menyentuh level terendahnya, yakni Rp 384 per saham pada pukul 09.40 WIB.
Hingga penutupan perdagangan hari ini, volume saham yang diperdagangkan tercatat sebanyak 1,51 miliar saham, dengan nilai transaksi sebesar Rp 590,73 miliar. Sedangkan frekuensinya sebanyak 21.191 kali.
Sementara itu, harga saham TLKM ditutup turun 1,93% atau 80 poin ke level Rp 4.070 per saham. Saham TLKM dibuka melemah di level Rp 4.110 dan menyentuh angka terendahnya di level Rp 4.040. Adapun, sebanyak 71,60 juta saham di perdagangkan dengan nilai transaksi mencapai Rp 291,46 miliar dan telah ditransaksikan sebanyak 12.829 kali.
Sebagaimana diketahui, Komisi VI DPR telah membentuk panja investasi BUMN kepada perusahaan digital. Salah satu tujuannya untuk mendalami permasalahan investasi yang dilakukan perusahaan telekomunikasi milik negara, yakni PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) di PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).
Investasi TLKM di GOTO dinilai menimbulkan potensi kerugian yang cukup besar. Hal itu dikarenakan harga saham perusahaan decacorn Tanah Air tersebut yang sempat merosot ke level Rp 194 per saham.
Dalam laporan keuangan TLKM kuartal I 2022, perseroan melaporkan jumlah kerugian yang belum direalisasi pada investasi saham GOTO sebesar 881 miliar. Laporan tersebut disajikan sebagai kerugian yang belum direalisasi dari perubahan nilai wajar atas investasi anak usaha Telkom, yakni Telkomsel.
Di sisi lain, Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah saat wawancara khusus dengan Katadata.co.id, di Menara Telkom Landmark Tower Jakarta, Selasa (17/5) menyampaikan bahwa, investasi Grup Telkom ke GoTo punya sejarah cukup panjang. Inisiatif itu sudah dimulai sejak 2018 lalu. Ketika itu, manajemen Telkom hendak masuk menyuntikkan dana senilai Rp 4 triliun ke Gojek. Namun, pada saat itu, rencana investasi itu belum direalisasikan.
"Karena ini substansinya kita yakini bagus, kita ubah bukan lagi Telkom, tapi Telkomsel karena memang sinergi value real-nya dengan Telkomsel, bukan Telkom. Akan lebih mulus dan motivated dengan Telkomsel," kata dia.
