Harga Saham Bank Digital Berguguran, Bagaimana Prospeknya?

Syahrizal Sidik
21 September 2022, 15:10
Harga Saham Bank Digital Berguguran, Bagaimana Prospeknya?
ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/foc.
Ilustrasi. Saham emiten bank digital menunjukkan tren penurunan sepekan terakhir.

Harga saham emiten bank digital di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mengalami tekanan dalam sepekan terakhir.

Saham emiten bank digital milik pengusaha Chairul Tanjung, PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) misalnya, dalam sepekan ini harga sahamnya anjlok 25,16% ke level Rp 2.320 per saham. Sedangkan, hari ini saham emiten bersandi BBHI ini hampir menyentuh batas auto reject bawah (ARB) dengan pelemahan 6,45%.

Saham emiten bank digital lainnya, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), juga mengalami koreksi 8,04% dalam sepekan terakhir. Hari ini, harga sahamnya juga mengalami penurunan 1,43% ke level Rp 1.035 per saham.

Sedangkan, saham bank digital PT Bank Jago Tbk (ARTO), tak luput dari tekanan. Dalam seminggu terakhir, harga sahamnya turun 1,63% ke level Rp 104,61 triliun dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 104,61 triliun.

Senior Technical Analyst Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Nafan Aji Gusta Utama, menilai penurunan harga saham emiten bank digital karena saat ini masih minimnya katalis positif dari emiten tersebut. Selain itu, investor masih menunggu aksi korporasi perusahaan yang akan dilakukan dalam waktu dekat ini.

Sebagaimana diketahui, sejumlah bank digital akan menggelar aksi penambahan modal dengan skema hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) atau rights issue guna memenuhi ketentuan modal inti minimal Rp 3 triliun di tahun ini sebagaimana disyaratkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

"Kinerja fundamental bank digital juga belum mencatatkan kinerja atau performa yang optimal. Ada penurunan kinerja dari sisi laba dan NIM, sedangkan secara industri, PBV bank digital itu lebih tinggi," ungkapnya, saat dihubungi Katadata.co.id, Rabu (21/9).

Selain itu, investor juga akan melakukan komparasi saham-saham bank digital mana saja yang secara valuasinya menarik dan melakukan aksi korporasi dalam waktu dekat.

"Jadi, kalau menurut saya, ini membuat persepsi pelaku investor terhadap perbankan digital lebih prudent, sambil menanti aksi korporasi penting," imbuhnya.

Prospek Saham Bank Digital

Dengan situasi tersebut, lantas bagaimana prospek sahamnya pada tahun ini? Menurut Nafan, bank-bank digital di Indonesia masih berpeluang untuk terus bertumbuh. Bank digital mempunyai peranan penting meningkatkan tingkat inklusi keuangan di Tanah Air.

Di sisi lain, investor juga akan menantikan kinerja keuangan emiten bank digital di kuartal ketiga tahun ini. Adapun, strategi yang bisa dilakukan oleh investor terkait saham-saham bank digital pada tahun ini adalah dengan melakukan komparasi valusinya, terutama dari sisi harga saham dibanding nilai bukunya (price to book value/PBV) dan dari sisi pendapatan dan laba bersih yang saat ini memang masih terbilang tinggi dibanding bank konvensional.

"NPL  bank digital yang lebih tinggi dari bank konvensional, ini juga yang diamati investor," tuturnya.

Nafan menilai, secara teknikal, harga saham PT Bank Jago Tbk (ARTO), saat ini masih dalam fase bearish consolidation dengan target support-resistance pada 6.600 - 8.000.

Kemudian, saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI), juga masih dalam fase penurunan (downtrend), dengan target support-resistance di kisaran Rp 2.050 sampai Rp 2.870 per saham.

Sedangkan, untuk saham PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), Mirae menilai saham ini masih dalam keadaan bearish consolidation secara jangka pendek hingga jangka menengah. "Namun demikian, in major bergerak sideways dengan major support-resistance pada 940 hingga 1600," tukas Nafan.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...