Saham Emiten Batu Bara Rebound, BUMI Naik Hampir 4%
Harga saham emiten pertambangan batu bara di bursa saham Tanah Air kembali berbalik menguat (rebound), pada perdagangan Rabu ini (12/10) setelah sebelumnya mengalami tekanan.
Terpantau, harga acuan batu bara global, ICE Newscatle untuk kontrak pengiriman Desember 2022 bergerak naik 2,48% ke level US$ 387 per ton. Penguatan ini mengakhiri tren koreksi harga komoditas batu bara sejak awal Oktober 2022. Harga batu bara Newcastle sempat menyentuh level tertinggi di level US$ 438 per ton pada September 2022 lalu.
Kembali rebound-nya harga batu bara acuan global turut berimbas pada kenaikan sejumlah harga saham emiten pertambangan batu bara di Bursa Efek Indonesia (BEI). Harga saham emiten pertambangan Grup Adaro, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) hari ini bergerak naik 1,78% ke level Rp 4.000 per saham. Kemudian, saham batu bara milik Grup Bakrie, PT Bumi Resources Tbk (BUMI), juga naik sebesar 3,66% ke level Rp 170 per saham.
Emiten pertambangan batu bara milik Dato' Low Tuck Kwong hari ini juga mengalami kenaikan sebesar 3,16% ke level Rp 70.950 per saham. Sedangkan, harga saham emiten tambang lainnya, PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) bergerak naik 0,90% ke level Rp 42.074 per saham. Adapun, saham PT Bukit Asam Tbk (PTBA) juga naik 0,95% ke posisi Rp 4.260 per saham.
Sayangnya, kinerja kinclong saham batu bara hari ini tidak sehaluan dengan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terkoreksi 0,43% ke level Rp 6.909,20.
Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Martha Christina mencermati, pada Oktober ini bursa saham domestik akan bergerak di rentang 6.904-7.228 secara teknikal. Potensi penguatan indeks saham utama domestik tersebut pada Oktober masih akan terbatas.
“Analisis teknikal tersebut juga mempertimbangkan faktor fundamental makroekonomi di mana kekhawatiran akan resesi global sedang masih meningkat," kata Martha, dalam keterangan resminya.
Meningkatnya kekhawatiran ini disebabkan karena melonjaknya inflasi dan kebijakan pengetatan likuiditas oleh bank sentral. "Karena itu, bursa global, termasuk, IHSG relatif akan cenderung tertekan," ujarnya.
Dia mengatakan sektor yang direkomendasi pada Oktober di tengah potensi koreksi teknikal tersebut serta jelang rilis laporan keuangan kuartal III/2022 adalah sektor perbankan, energi, dan industri.
Untuk saham energi, Mirae merekomendasikan saham ADRO, ITMG, dan INDY. Saham-saham emiten tambang batu bara mendapat sentimen positif kenaikan harga acuan batu bara tertinggi di bulan ini.
Tercatat, Harga Batu Bara Acuan atau HBA pada Oktober 2022 naik menjadi US$ 330,97 per ton. Angka ini melonjak US$ 11,75 per ton dari harga September yaitu US$ 319,22 per ton.
Harga acuan komoditas ini naik ke level tertinggi karena dipengaruhi meningkatnya permintaan batu bara dari negara Eropa yang kembali mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara.