Temuan Etilen Glikol di Obat Sirop, Ini Dampaknya pada Saham Farmasi

Patricia Yashinta Desy Abigail
21 Oktober 2022, 18:05
saham, etilen glikol
ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/foc.
Seorang pria melintasi layar digital pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (24/6/2022).

Sejumlah emiten farmasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) merasakan dampak kebijakan penarikan obat sirop seluruh produsen farmasi. Pemerintah melarang penggunaan obat sirop semua merek perusahaan farmasi karena khawatir kandungan racun etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG).

Larangan itu di tengah melonjaknya kasus gagal ginjal akut yang menyebabkan 99 anak di Indonesia meninggal. Berikut pergerakan saham emiten-emiten farmasi pada Jumat (21/10):

  • PT Kalbe Farma Tbk (KLBF) turun 2,71% atau 55 poin ke level Rp 1.975 per saham. Volume transaksi saham KLBF tercatat 65,67 juta, dengan nilai transaksi senilai Rp 130,76 miliar.
  • PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) naik 3,05% atau 20 poin ke level Rp 675 per saham. Volume transaksi saham KLBF tercatat 26,11 juta, dengan nilai transaksi senilai Rp 17,77 miliar.
  • PT Kimia Farma Tbk (KAEF) naik 0,43% atau 5 poin ke level Rp 1.165 per saham. Volume transaksi saham KLBF tercatat 456,70 ribu, dengan nilai transaksi senilai Rp 531,21 juta.
  • PT Indofarma Tbk (INAF) naik 1,05% atau 10 poin ke level Rp 960 per saham. Volume transaksi saham INAF tercatat 45 ribu, dengan nilai transaksi senilai Rp 43,02 juta.
  • Saham PT Tempo Scan Pacific Tbk (TSPC) bergerak stagnan pada penutupan perdagangan di presentase 0% dengan volume transaksi sahamnya 829,60 ribu. Sedangkan nilai transaksinya adalah 1,12 miliar.
  • Saham PT Phapros Tbk (PEHA) juga terpantau berada di presentase 0%, dengan volume transaksi sahamnya 27,50 ribu dan nilai transaksinya 23,25 juta.
  • PT Pyridam Farma Tbk (PYFA) bergerak stagnan pada penutupan perdagangan hari ini dengan volume transaksi sahamnya 13 ribu dengan nilai transaksinya 11,52 juta.

Dari daftar tersebut, tiga emiten farmasi mengalami kenaikan saham, yakni: PT Kimia Farma Tbk, PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk, serta PT Kimia Farma Tbk. Sedangkan, saham Kalbe Farma satu-satunya yang turun.

Analis Henan Putihrai Sekuritas Ezaridho Ibnutama menilai, dampak dari masalah ini tidak terlalu signifikan terhadap kinerja keuangan secara keseluruhan. Baik kinerja keuangan kuartal keempat dan kuartal berikutnya pada masing-masing perusahaan farmasi.

"Karena portofolio dan segmen produk masing-masing perusahaan farmasi yang beragam, dampaknya seharusnya tidak terlalu signifikan," kata Ezaridho kepada Katadata.co.id, dikutip Jumat (21/10).

Dia mengatakan, pada paruh tahun ini, misalnya Kalbe Farma, kontributor segmen pendapatan kotor terbesar kedua dan ketiga emiten berkode KLBF itu berasal dari obat resep dan kesehatan konsumen masing-masing sebesar 26% dan 21%.

"Karena Kementerian Kesehatan telah memerintahkan untuk menarik obat cair dari rak apotek, kami berpendapat segmen resep dan kesehatan konsumen masing-masing akan turun pada kuartal keempat," kata dia.

Secara keseluruhan, saham sektor kesehatan hari ini naik 0,49%, bersamaan dengan bergeraknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun di zona hijau. Pada hari ini IHSG ditutup dengan kenaikan 0,53% ke level 7.077. Mayoritas sektor perdagangan bursa Tanah Air menguat, dipimpin oleh sektor keuangan yang naik 1,53%.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Editor: Yuliawati
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...