Saham Perusahaan Properti Asal Minahasa Naik Tipis Saat Debut Perdana
PT Minahasa Membangun Hebat Tbk (HBAT) melakukan pencatatan perdana saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) Senin (7/8) hari ini. Perusahaan real estate yang berbasis di Minahasa, Sulawesi Utara ini menjadi emiten ke-54 yang melantai di BEI tahun ini.
Saat debut perdana melantai di pasar modal, harga saham HBAT pada 09.36 WIB naik tipis 3,70% ke level Rp 112 dari level harga penawaran umum, yakni Rp 108. Dalam perdagangan sahamnya sempat menyentuh di zona merah dengan Rp 104 per saham sebagai level paling rendah. Sementara level tertinggi harga saham mencapai Rp 118 per saham.
Volume saham yang diperdagangkan tercatat 90,35 juta dengan nilai transaksi Rp 10,12 miliar. Sementara itu, frekuensi perdagangannya tercatat sebanyak 14.666 kali. Sementara kapitalisasi pasarnya yaitu Rp 116,56 miliar.
Dalam aksi korporasi ini, perusahaan melepas sebanyak 240.,4 juta saham atau 23,13% dari modal ditempatkan dan disetor melalui mekanisme initial public offering/IPO. Perusahaan menetapkan harga IPO yakni Rp 108 per saham sehingga meraih dana dalam aksi korporasi ini mencapai Rp 26 miliar.
Direktur Utama Minahasa Membangun Hebat, Go Ronny Nugroho, mengatakan pencatatan saham HBAT hari ini merupakan milestone penting bagi perusahaan. "Pencapaian ini kian memacu kami untuk terus tumbuh berkesinambungan, tak hanya mengembangkan perumahan di Manado, tapi juga berkembang,” kata Nugroho, dalam seremoni pencatatan saham perdana di Gedung BEI, Senin (7/8).
Ronny mengatakan, seluruh dana dari hasil penawaran umum, setelah dikurangi dengan seluruh biaya-biaya emisi yang berhubungan dengan IPO, akan digunakan sebesar 46% untuk pembelian landbank.
Lalu 45% untuk biaya pembangunan fasilitas umum serta sarana dan prasarana perumahan, seperti kantor marketing, club house dan kolam renang di Perumahan Sawangan Permai di Minahasa.
Sementara itu, sisa dana IPO dipakai untuk modal kerja, termasuk pembayaran kepada kontraktor dan pemasok. Penggunaan modal kerja ini akan digunakan untuk proyek Perumahan Sawangan Permai, di mana, saat ini sudah ada kontraktor proyek yaitu CV Bangun Cipta Minahasa.
“Lokasi bidang-bidang tanah cukup strategis dan sudah terdapat aksesibilitas menuju lokasi, sehingga lahan-lahan itu memiliki potensi yang baik untuk dijadikan landbank guna dikembangkan sebagai proyek perumahan perseroan di kemudian hari,” kata Ronny.
Per Desember 2022, perusahaan mencatatkan pendapatan Rp 33,86 miliar, melesat 186% dari tahun sebelumnya Rp 11,85 miliar. Hingga Mei 2023, pendapatan perseroan naik 68% menjadi Rp 11,98 miliar dari periode Mei 2022 sebesar Rp 7,13 miliar.
Kenaikan pendapatan itu mendorong laba bersih perusahaan meroket 494% menjadi Rp 13,91 miliar di 2022, dari Desember 2021 yang hanya Rp 2,34 miliar. Hingga Mei 2023, laba bersih mencapai Rp 2,37 miliar, meningkat 13% dari Mei 2022 senilai Rp 2,10 miliar.
Saat ini, aset perseroan sebesar Rp 41,27 miliar per Mei 2023, dari Desember 2022 Rp 39,57 miliar dengan total kewajiban Rp 2,67 miliar pada Mei 2023 dari Rp 3,33 miliar di Desember 2022. Sementara itu, ekuitas mencapai Rp 38,61 miliar per Mei 2023 dari tahun lalu Rp 36,24 miliar.
“Rasio utang kami masih di level yang sangat terkendali dengan rasio debt to equity atau DER yang baru mencapai 0,07 kali sehingga ruang bagi kami untuk ekspansi sangat terbuka,” kata dia.
Beberapa faktor yang akan mendorong pertumbuhan bisnis HBAT ke depan ialah dari sisi makro, pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2022 meningkat 5,31% dari 2021 berdasarkan data Badan Pusat Statistik. Dalam skala regional, ekonomi Sulut di 2022 juga tumbuh 5,42%, lebih tinggi dari 2021 yang naik 4,16% sehingga memberikan optimisme pemulihan ekonomi pasca-pandemi COVID-19.