PLN Dijadwalkan Tercatat di Bursa Karbon 23 Oktober Nanti
PT PLN Nusantara Power dijadwalkan akan melantai di bursa karbon Indonesia atau Indonesia Carbon Exchange (ICX) pada 23 Oktober 2023. PLN Nusantara Power adalah perusahaan sub holding PLN yang bergerak di bidang pembangkitan listrik.
PLN Nusantara Power akan segera melantai ke bursa karbon Indonesia menyusul PT Pertamina yang telah lebih dulu melantai saat peluncuran bursa karbon akhir September 2023 di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, yakni pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke bursa karbon.
“Permintaan karbon akan terus meningkat karena dari ESDM sedang approval terkait regulasi. Ke depannya ada potensial dalam bursa karbon. Kami dari PLTGU Muara Karang yang baru proses listing, valuasinya Rp 54 miliar,” ujar Account Executive PT PLN Nusantara Power Frans Adam dalam sosialisasi perdagangan karbon melalui ICX Carbon, Jumat (13/10).
Pada tahap awal, skemanya akan ditawarkan 500.000 ton co2 dan tahap berikutnya sebanyak 400.000 ton co2. Mekanisme pasar yang digunakan adalah pasar reguler, lelang, dan negosiasi.
“Sebelum tanggal 23 kami tengah gencar sosialisasi dan roadshow. Kami bahkan beberapa kali kedatangan pembeli ke kantor kami untuk yang pasar nego ini,” katanya.
PLTGU Blok 3 Muara Karang sebagai informasi telah memiliki SPE gas rumah kaca dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton pada 2022.
PLTGU ini juga telah menggunakan 100% bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada floating storage and regassification unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG. PLTGU itu juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode combine cycle.
Sebelumnya Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, dengan potensi yang dimiliki, PLN bisa menjadi trader terbesar di bursa karbon Indonesia dengan membuka setara hampir 1 juta ton CO2.
Grup PLN memang ingin menjadi garda terdepan dalam upaya penurunan emisi melalui peran aktif dalam bursa perdagangan karbon di Indonesia. Upaya tersebut diharapkan dapat membantu mendorong program transisi energi di Tanah Air.
"Kita akan segera melantai di bursa karbon dengan penurunan emisi terbesar. Kami terus mendukung pemerintah untuk mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa pilot project telah kami lakukan," kata Darmawan, Jumat (29/9).
Ia menambahkan, bukti keseriusan PLN dalam memimpin perdagangan karbon di Indonesia adalah dengan mendapatkan sertifikat penurunan emisi (SPE) pertama di Indonesia melalui mekanisme nonkonversi dengan mekanisme internasional.
Tidak hanya terdaftar di bursa, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi tiga dari empat aspek perdagangan karbon.
Ketiga aspek itu adalah perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa. PLN juga sudah memiliki platform PLN Climate Click yang mana aktivitas perdagangan karbon, baik perdagangan emisi dan offset emisi, sudah mulai dilakukan sejak 8 September 2023.
"Saat PLN masuk bursa beberapa waktu ke depan, kami akan langsung menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan untuk carbon trading yang belum dimiliki perusahaan lain," ujarnya.