Analis Ingatkan Dampak Konflik Israel-Palestina ke Harga Minyak
Konflik Israel-Palestina Meningkatkan Risiko Global
Sementara itu, Trader profesional Hans Kwee menilai, perang Israel dan Palestina memunculkan peningkatan risiko global. Saat risiko meningkat, investor cenderung mencari tempat yang lebih aman untuk menginvestasikan dana mereka, misalnya pada instrumen-instrumen yang disebut sebagai safe haven (aset yang aman) di saat krisis. Contohnya, mata uang dolar AS atau emas.
Meskipun beberapa ahli berpendapat bahwa perang tidak memiliki dampak langsung pada harga minyak. Namun, menurut Hans, ada faktor-faktor lain yang perlu diperhitungkan. Contohnya, Amerika Serikat sedang berusaha memperbaiki hubungan antara Arab Saudi dan Israel. Jika hubungan Arab Saudi dan Israel membaik, produksi minyak dapat meningkat sehingga harga minyak turun.
Namun, ia khawatir konflik geopolitik yang kini terjadi dapat memengaruhi pasokan minyak. Hal tersebut dapat mengakibatkan harga minyak dunia tetap tinggi sehingga memiliki dampak negatif pada negara-negara importir minyak, termasuk Indonesia. Indonesia terkena dampak dari dua sisi, yakni dari harga minyak yang tinggi dan penguatan dolar AS.
“Kalau minyak yang agak tinggi, ini negatif bagi negara net importer minyak. Yang paling terpukul itu India kemudian Indonesia karena kita net importer minyak juga. Kemudian, yang biasanya yang terjadi di kita pelemahan nilai tukar,” ujar Hans di Gedung BEI, Selasa (10/10).
Dengan pelemahan rupiah, berarti Indonesia akan membutuhkan biaya yang lebih besar untuk membeli minyak yang diimpor dari negara lain. Kondisi inilah yang bisa menekan perekonomian Indonesia.