Bursa Saham AS Melandai usai Melesat Pekan Lalu
Bursa berjangka Amerika Serikat (AS) tak banyak bergerak pada perdagangan pada Minggu (19/11) malam waktu Amerika Serikat setelah sempat melesat pada perdagangan akhir pekan lalu.
Mengutip dari CNBC pada Senin (20/11), indeks futures Dow Jones Industrial Average turun sebesar 16 poin atau kurang dari 0,1%. Sementara S&P 500 terkoreksi 5 poin atau 0,1%, dan Nasdaq 100 pun turun sebesar 37 poin atau 0,2%.
Adapun pada perdagangan akhir pekan lalu, S&P 500 ditutup melesat 2,2%, Dow Jones naik 1,9%, sedangkan Nasdaq melonjak 2,4%. Kenaikan tersebut menandai kenaikan ketiga idneks utama AS selama tiga minggu berturut-turut pertama kali sejak Juli. Nasdaq bahkan mencatatkan performa minggu terbaiknya sejak bulan Juni.
Menurut almanak pedagang saham, perdagangan sekitar hari libur Thanksgiving seringkali bergejolak dalam beberapa tahun terakhir. Namun, pedagangan pada November masih dianggap sebagai bulan dengan kinerja terbaik bagi S&P 500.
Di siis lain, imbal hasil Treasury AS bertenor 10 tahun juga berakhir di level terendah sejak 20 September pada Jumat (17/11). Sejumlah investor pun memprediksi bahwa imbal hasil treasury AS akan terus bersaing dengan ekuitas sehingga lebih menarik bagi investor.
Pelaku pasar juga masih antusias bertransaksi menjelang akhir tahun, setelah data inflasi AS lebih rendah dari perkiraan yang dirilis minggu lalu. Data tersebut berhasil meredakan kekhawatiran para investor terkait kemungkinan harga yang terlalu tinggi. Lebih dari itu, data tersebut memberikan harapan bahwa Federal Reserve dapat menghentikan kenaikan suku bunga.
Pendiri Blue Line Futures, Bill Baruch menyampaikan bahwa kemungkinan besar investor akan melihat pencapaian rekor tertinggi pasar sebelum tahun ini berakhir. "Ini adalah salah satu konsolidasi yang paling sehat selama beberapa hari terakhir,” kata Baruch dikutip dari CNBC, Senin (20/11).
Sementara pedagang tengah menantikan laporan pendapatan dan proyeksi dari Nvidia, yang dijadwalkan akan dirilis pada Selasa (21/11) mendatang.
Menurut analis yang disurvei oleh FactSet, produsen chip ini, yang sahamnya melonjak sepanjang 2023 di tengah tren kecerdasan buatan yang berkembang pesat, diperkirakan akan melampaui perkiraan pendapatan dan laba untuk kuartal ketiga. Meskipun demikian, masih ada kekhawatiran terkait valuasi perusahaan.
Di samping itu, pemecatan tiba-tiba mantan CEO OpenAI Sam Altman bersama dengan pengunduran diri para eksekutif senior dan staf lainnya telah mengguncang investor dan teknisi. Hal ini telah memicu kekhawatiran yang lebih luas tentang arah masa depan industri kecerdasan buatan (AI).