S&P 500 Cetak Rekor Baru Tembus Level 5.000 Dipicu Saham Teknologi
Indeks S&P 500 ditutup di atas 5.000 untuk pertama kalinya sedangkan Nasdaq sempat diperdagangkan di atas 16.000, pada Jumat (9/2). Reli di Bursa Amerika Serikat ini didorong oleh kenaikan harga saham-saham megacaps dan chip, termasuk Nvidia karena para investor bertaruh pada teknologi kecerdasan buatan dan mengamati data pendapatan yang kuat.
Saham Nvidia ditutup naik 3,6% dan mencapai rekor tertinggi setelah Reuters melaporkan bahwa perusahaan sedang membangun unit bisnis baru. Unit tersebut akan fokus pada perancangan chip yang dipesan lebih dahulu untuk perusahaan komputasi awan dan perusahaan lainnya, termasuk prosesor kecerdasan buatan (AI) yang canggih.
Hal ini terjadi setelah Wall Street Journal melaporkan bahwa Chief Executive OpenAI Sam Altman sedang dalam pembicaraan dengan para investor untuk menggalang dana bagi sebuah inisiatif teknologi, yang antara lain bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pembuatan chip untuk AI.
"Kisah AI sejauh ini adalah tentang membangun infrastruktur, chip, pusat data," kata David Lefkowitz, Kepala Ekuitas AS di UBS Global Wealth Management, seperti dikutip Reuters, pada Jumat (9/2). Ia menambahkan laporan tersebut setidaknya menggarisbawahi bahwa ada potensi permintaan yang sangat besar di masa depan untuk infrastruktur AI.
Meskipun Lefkowitz mengatakan rekor baru S&P dan Nasdaq kemungkinan besar tidak akan mengubah kalkulasi investor mengenai prospek risiko dan imbalan pasar, hal ini meningkatkan profil mengenai apa yang terjadi di pasar.
Seiring dengan kinerja yang lebih baik dari indeks semikonduktor Philadelphia, yang ditutup naik 1,99%, saham-saham kelas berat yang berfokus pada teknologi juga turut berkontribusi terhadap kenaikan indeks. Saham-saham megacaps tersebut termasuk Microsoft, Amazon.com, dan Alphabet.
Dengan hasil dari sekitar dua pertiga perusahaan S&P 500, data LSEG saat ini menunjukkan estimasi Wall Street untuk pertumbuhan pendapatan kuartal keempat sebesar 9,0%. Proyeksi ini lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pertumbuhan 4,7% yang dirilis pada 1 Januari lalu. Sementara itu, 81% perusahaan mengalahkan estimasi, melampaui rata-rata 76% pada empat periode pelaporan sebelumnya.
Kinerja Emiten Melampaui Ekspektasi
"Sejauh ini, kinerja pendapatan emiten kuat, melampaui ekspektasi," kata Tim Ghriskey, pakar strategi portofolio senior di Ingalls & Snyder di New York, New York. Berita mengenai peluang tambahan bagi Nvidia, khususnya untuk komputasi awan yang merupakan area pertumbuhan lain di luar AI, menjadi pendorong utama kenaikan saham-saham teknologi di Bursa AS.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 54,64 poin atau 0,14% ke level 38.671.69 sedangkan S&P 500 naik 28,70 poin atau 0,57% ke level 5.026.61. Adapun Nasdaq Composite naik 196,95 poin atau 1,25% ke level 15.990.66.
Pendapatan yang positif dan dorongan dari optimisme AI telah membantu S&P 500 mencapai sepuluh rekor tertinggi intraday sepanjang tahun ini. Nasdaq ditutup hanya 0,4% di bawah rekor penutupan tertinggi 16.057.44 yang tercatat pada November 2021.
Untuk minggu ini, ketiga indeks mencatat kenaikan mingguan kelima berturut-turut dengan S&P naik 1,4%, Nasdaq naik 2,3% dan Dow naik 0,04%. Sebelumnya, data menunjukkan inflasi harga konsumen bulanan AS naik lebih rendah dari perkiraan awal di bulan Desember.
Namun, inflasi inti sedikit lebih tinggi. Gambaran yang beragam ini mengaburkan ekspektasi tentang waktu penurunan suku bunga dari Bank Sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed.
Data ekonomi yang kuat dan komentar-komentar hawkish dari para pembuat kebijakan The Fed dalam beberapa hari terakhir telah memupuskan harapan bahwa bank sentral akan mulai memangkas suku bunga pada Maret. Namun, Ghriskey menunjuk pada prediksi resmi The Fed yang masih menyiratkan penurunan suku bunga tahun ini.
"Tampaknya kita telah mencapai puncak suku bunga. Langkah selanjutnya adalah turun. Kita tidak tahu kapan itu akan terjadi," ujar Ghriskey. Ia memperkirakan penurunan suku bunga The Fed akan dilakukan pada semester kedua tahun ini.
Para pelaku pasar sedang menunggu data inflasi harga konsumen bulan Januari yang dirilis pekan depan untuk mendapatkan lebih banyak petunjuk mengenai kapan the Fed akan memangkas biaya pinjaman.
S&P 500 membukukan 47 level tertinggi baru selama 52 minggu terakhir dan empat level terendah baru. Sementara itu, Nasdaq mencatat 312 level tertinggi dan 91 level terendah baru. Di bursa AS, sebanyak 11,53 miliar saham berpindah tangan dibandingkan dengan 11,69 miliar saham selama 20 sesi terakhir.