S&P 500 Cetak Rekor Baru, Saham Nvidia Geser Posisi Microsoft

Ringkasan
- Indonesia memiliki persentase lansia yang bekerja tinggi, menempati urutan keempat di dunia.
- Meningkatnya jumlah lansia di Indonesia dapat menjadi bonus demografi kedua jika dimanfaatkan dengan baik.
- Tantangan yang dihadapi dalam mengelola populasi lansia meliputi aspek kesehatan, kemandirian fiskal, dan ketenagakerjaan.

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) Wall Street menguat pada perdagangan Selasa (18/6) dengan S&P 500 mencatatkan rekor baru. Kenaikan ini didorong oleh performa saham Nvidia yang terus meningkat hingga melampaui Microsoft sebagai perusahaan publik dengan nilai tertinggi.
S&P meningkat 0,25% dan ditutup pada level 5.487,03. Nasdaq Composite jugabnaik tipis 0,03% dan berakhir di 17.862,23. Tak hanya itu, saham teknologi juga mencatat rekor baru. Indeks Dow Jones Industrial Average naik 56,76 poin atau 0,15%, menjadi 38.834,86.
Menurut Mahoney Asset Management, Ken Mahone, para investor berusaha menaiki tren kenaikan saham Nvidia dan saham-saham besar lainnya selama mungkin. Namun, kini saham-saham perusahan kecil mulai mendapatkan perhatian pasar.
"Uang tidak keluar dari pasar, tetapi saya merasakan adanya perputaran dari para pemimpin untuk kuartal ini,” ujar Mahone kepada CNBC, Rabu (19/6).
Saham Nvidia juga melonjak 3,5%, hingga melampaui Microsoft dan terus mencapai rekor baru setelah kapitalisasi pasarnya mencapai US$ 3 triliun, melewati Apple pada awal bulan ini. Produsen chip ini meroket 174% sejak awal tahun berkat antusiasme investor yang terus berlanjut terhadap Artificial intelligence (AI).
Saham Semikonduktor Menguat
Beberapa saham semikonduktor juga terpantau menguat dengan Qualcomm dan Taiwan Semiconductor masing-masing naik 2,2% dan 1,4%, serta Micron Technology naik 3,8%. Sektor ini mendapat keuntungan dari penurunan imbal hasil treasury setelah laporan penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan. Hal ini meningkatkan harapan akan perlambatan ekonomi dan pemangkasan suku bunga oleh Federal Reserve.
Kepala Investasi Independent Advisor Alliance, Chris Zaccarelli mengatakan bahwa pasar saham yang sedang naik akan berhenti jika konsumen tidak berbelanja. Untuk itu, investor perlu melihat adanya peningkatan belanja konsumen dan bukan tanda-tanda perlambatan ekonomi, seperti yang mungkin diindikasikan pada laporan ini.
Adapun pergerakan saham pada hari Selasa (18/6) mengikuti sesi positif di Wall Street yang juga ikut mengangkat S&P 500 dan Nasdaq ke level tertinggi sepanjang masa, serta mencatat rekor penutupan baru.