Saham Jasa Marga (JSMR) Menguat 0,45% Setelah Masuk Indeks LQ45
Saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) menguat 0,46% usai masuk indeks LQ45. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengocok ulang konstituen saham anggota indeks bergengsi tersebut. Dalam daftar terbarunya, Jasa Marga menggeser posisi PT Saratoga Investama Tbk (SRTG) dan efektif mulai 1 Agustus 2024 sampai 31 Oktober 2024.
Berdasarkan penutupan perdagangan saham Senin siang (29/7), saham JSMR terpantau naik 0,46% menjadi Rp 5.425 per lembar saham. Volume yang diperdagangkan tercatat 1,76 juta dengan nilai transaksi Rp 9,44 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp 39,37 triliun.
Dalam seminggu terakhir, saham JSMR naik 1,40% dan meningkat 9,60% dalam sebulan terakhir. Sementara dalam tiga bulan terakhir, saham JSMR meningkat 3,33% dan naik 11,86% dalam enam bulan terakhir.
Saham Saratoga Menguat
Tak hanya Jasa Marga, saham PT Saratoga Investama Sedaya Tbk (SRTG) juga menguat 2,79% ke Rp 1.475 per saham usai didepak dari indeks bergengsi tersebut. Volume yang diperdagangkan mencapai 19,18 juta dengan nilai transaksi Rp 28,30 miliar dengan kapitalisasi pasar Rp 20 triliun.
Namun jika melihat tren pergerakan sahamnya, dalam seminggu terakhir saham SRTG turun 0,34% dan melemah 10,06% dalam tiga bulan terakhir.
Saham yang masuk ke LQ45 ini dinilai memiliki nilai kapitalisasi pasar besar dan merupakan saham yang direkomendasikan untuk para investor termasuk investor pemula. Indeks LQ45 merupakan akronim dari Liquid 45.
Rekomendasi Untuk Beli Saham JSMR
Emiten pengelola jalan tol itu menjadi penghuni baru indeks LQ45, menggantikan posisi SRTG. Analis menilai masuknya JSMR dalam LQ45 menjadi sinyal positif, sehingga investor direkomendasikan untuk membeli saham tersebut.
Senior Investment Information Mirae Asset Nafan Aji Gusta mengatakan alasan masuknya Jasa Marga ke LQ45 karena saham tersebut menunjukkan kecenderungan naik atau mengalami peningkatan secara berturut-turut (uptrend).
Selain itu, kinerja Jasa Marga juga dinilai positif. Bahkan emiten BUMN jalan tol ini mampu mencetak laba bersih Rp 585,92 miliar pada kuartal pertama 2024, naik 17,76% secara tahunan atau year on year (yoy).
Untuk itu, Nafan pun merekomendasikan agar para investor menahan atau hold saham Saratoga kemudian mencairkan keuntungan (take profit) pada harga Rp 1.340 per saham.
"Mantain buy (beli) untuk Jasa Marga dan take profit di Rp 5.775 per saham," kata Nafan kepada Katadata.co.id, Jumat (26/7).
Di sisi lain, Saratoga justru membukukan kerugian bersih Rp 10,14 triliun sepanjang 2023. Kerugian ini cukup dalam, sebagai imbas dari kerugian bersih atas investasi pada saham dan efek lainnya sebesar Rp 13,81 triliun.
Padahal, perusahaan investasi milik Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaja ini masih membukukan laba Rp 4,61 triliun pada tahun 2022.