Intip Kinerja BRIS dan ASII yang Terafiliasi Bos Danantara Muliaman Hadad
Muliaman Darmansyah Hadad resmi menjadi dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto menjadi Kepala Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara). Di sisi lain, Muliaman tercatat masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) dan PT Astra International Tbk (ASII).
Mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan tersebut diangkat menjadi Komisaris Utama BRIS pada 22 Mei 2023 berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham atau RUPST. Ia juga diangkat menjadi Komisaris Independen ASII pada Agustus 2023.
Bank Syariah Indonesia merupakan bank syariah terbesar se-Indonesia dengan nilai kapitalisasi market Rp 138,85 triliun per Selasa (22/10). Secara umum, BRIS memiliki nilai kapitalisasi terbesar kelima setelah PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI).
Bank Syariah Indonesia merupakan dari gabungan atau merger tiga bank pelat merah, yaitu Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah. Bank Syariah Indonesia atau BSI telah beroperasi sejak 1 Februari 2021 usai merger.
Sedangkan BRI Syariah saat itu sudah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia atau BEI pada 2018. Namun setelah merger, nama yang dicatatkan di BEI berubah menjadi Bank Syariah Indonesia.
Saat itu, BSI bahkan mampu meraup laba bersih Rp 742 miliar pada triwulan I-2021 atau naik 12,85% dibandingkan periode sama tahun lalu sebesar Rp 657 miliar. Kinerja BSI terus menguat, laba bersih Bank Syariah Indonesia menembus Rp 3,03 triliun sepanjang 2021.
BSI juga mencatat kinerja positif di sepanjang 2022. Pada tahun yang penuh tantangan itu, BSI sukses membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 41% atau mencapai hampir Rp 4,26 triliun.
Sementara laba bersih BSI tercatat mencapai Rp 5,7 triliun atau naik 33,8% sepanjang 2023. Terakhir, Bank Syariah Indonesia mencatat peningkatan laba bersih menjadi Rp 3,39 triliun pada semester satu 2024, naik melesat 20,28%.
Kinerja Astra International
Melansir dari situs resminya, Astra merupakan salah satu perusahaan publik terbesar di Indonesia dengan lebih dari 200 anak perusahaan, ventura bersama dan entitas asosiasi, serta didukung lebih dari 200 ribu karyawan.
Ia memiliki beberapa sektor bisnis di antaranya sektor keuangan, sektor energi, pembiayaan, teknologi informasi, properti, infrastruktur dan alat berat, sampai dengan otomotif.
Menurut catatan kinerja perusahaan, ASII membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 33,83 triliun sepanjang 2023. Dari segmen otomotif, laba bersih divisi otomotif grup naik 18% menjadi Rp 11,4 triliun. Ia mengatakan angka tersebut mencerminkan peningkatan penjualan di bisnis sepeda motor dan komponen otomotif.
Namun demikian, ASII membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 7,46 triliun per kuartal satu 2024. Jumlah tersebut turun 14,39% jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yakni Rp 8,71 triliun.
Penurunan berlanjut pada kinerja semester I 2024, Astra membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 15,85 triliun pada semester I 2024. Perolehan ini turun 9,12% dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 17,44 triliun