BEI Sebut Dua Perusahaan Mercusuar Sudah Masuk Daftar Pipeline IPO
Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap, saat ini terdapat dua emiten kategori light house company atau perusahaan mercusuar beraset jumbo yang masuk ke dalam pipeline initial public offering (IPO).
Lighthouse company merupakan perusahaan yang ditargetkan bursa setiap tahun. Perusahaan tersebut memiliki dua karakteristik, yaitu minimum kapitalisasi pasar sebesar Rp 3 triliun dan realisasi free float minimal 15%.
Berdasarkan data BEI, terdapat 17 calon emiten beraset jumbo beraset Rp 250 miliar yang antre untuk mencatatkan perdana sahamnya sampai dengan 10 Januari 2025.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan kedua calon perusahaan terbuka ini merupakan sisa calon emiten atau carry over dari pipeline IPO di 2024 sebelumnya. Apabila menilik Oktober 2024 lalu, Nyoman sebelumnya menyebut terdapat tiga calon emiten dengan kapitalisasi pasar jumbo yang bakal IPO di akhir 2024.
"Sudah ada dua yang light house nya,” kata Nyoman kepada wartawan di Gedung BEI, Jakarta, Senin (13/1).
Adapun pada awal 2025 ini, BEI menggelar karpet merah untuk menyambut perusahaan mercusuar beraset jumbo yang akan mencatatkan sahamnya pada awal tahun 2025.
Salah satu IPO jumbo itu adalah anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI), PT Bangun Kosambi Sukses (CBDK). Emiten kongsi Agung Sedayu dan Salim Group itu resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, Senin (13/1).
Perusahaan menjadi emiten keenam yang melantai di bursa pada Januari 2025. Pada debut perdananya, saham CBDK dibuka menyentuh batas tertinggi atau auto reject atas (ARA) 25% ke level Rp 5.075 per lembar. Volume saham yang diperdagangkan tercatat 48,60 ribu dengan nilai transaksinya Rp 264,64 juta.
Frekuensi perdagangan saham CBDK tercatat sebanyak 260 kali. Adapun kapitalisasi pasar anak usaha PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk (PANI) pagi ini senilai Rp 28,77 triliun. Dalam penawaran umum perdana saham atau IPO, emiten properti itu mematok harga penawaran umum perdana saham di level Rp 4.060 per lembarnya. Nilai tersebut merupakan nilai batas atas dari harga bookbuilding direntang Rp 3.000 - Rp 4.060
17 Antre IPO
Berdasarkan data BEI, total terdapat 19 perusahaan dalam antrean atau pipeline pencatatan saham BEI. Adapun klasifikasi aset perusahaan tersebut merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017.
Terdapat dua perusahaan skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar. Lalu 17 perusahaan aset skala besar atau aset diatas Rp 250 miliar. Sedanglkan perusahaan berskala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar tak masuk dalam pipeline.
"Sampai dengan 10 Januari 2025 telah tercatat lima perusahaan yang mencatatkan saham di BEI dengan dana dihimpun Rp 1,13 triliun," tulis Nyoman dalam laporannya, dikutip Minggu (12/1).
Berikut jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:
- 3 perusahaan dari sektor material dasar
- 1 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
- 6 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
- 1 perusahaan dari sektor energi
- 1 perusahaan dari sektor finansial
- 3 perusahaan dari sektor kesehatan
- 3 perusahaan dari sektor industri
- 0 perusahaan dari sektor infrastruktur
- 1 perusahaan dari sektor properti dan real estate
- 0 perusahaan dari sektor teknologi
- 0 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik