Penjelasan BEI Tentang IPO Sepanjang Februari 2025 Sepi

Nur Hana Putri Nabila
25 Februari 2025, 05:40
Seorang pengunjung mengambil gambar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2024).
ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/nym.
Seorang pengunjung mengambil gambar pergerakan perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (30/12/2024).

Ringkasan

  • Nasabah PT Bank Tabungan Negara (BTN) menggelar demonstrasi di depan kantor pusat mereka pada 29-30 April 2024, mengklaim kehilangan uang total Rp 7,5 miliar, namun BTN membantah adanya dana nasabah yang hilang.
  • Kasus kehilangan uang dimulai ketika nasabah menempatkan dana melalui oknum pegawai BTN, ASW dan SCP, yang menawarkan produk deposito berbunga tinggi tanpa prosedur yang benar, dan dana nasabah diduga dipindahkan ke rekening pribadi oknum tersebut.
  • BTN telah melaporkan oknum pegawai kepada Polda Metro Jaya dan akan memperkuat prosedur pembukaan rekening dengan teknologi pendeteksi kecurangan, serta bertanggung jawab atas kerugian nasabah apabila dikonfirmasi oleh pengadilan namun tidak jika BTN tidak terbukti bersalah.
! Ringkasan ini dihasilkan dengan menggunakan AI
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Sepanjang Februari 2025 pencatatan saham melalui penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI) terpantau sepi. Bahkan tak ada satupun perusahaan yang IPO sejak akhir Januari 2025.

Direktur Pengembangan BEI, Jeffrey Hendrik mengatakan bahwa belum ada satupun IPO sepanjang Februari disebabkan oleh berbagai faktor. Calon emiten bisa saja menunggu laporan keuangan Desember 2024, mempertimbangkan faktor lain, atau menyesuaikan strategi dengan kondisi pasar.

“Bukan dari bursa (yang menentukan waktu untuk IPO),” kata Jeffrey kepada wartawan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (24/2).

Padahal berdasarkan pipeline IPO yang dirilis BEI, hingga saat ini terdapat 20 perusahaan yang antre untuk mencatatkan perdana sahamnya atau initial public offering (IPO). Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, mengatakan di antara 20 perusahaan tersebut, 19 perusahaan beraset jumbo.

Berdasarkan data BEI yang merujuk pada POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat satu perusahaan dalam pipeline berskala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar. Lalu 19 perusahaan aset skala besar atau aset diatas Rp 250 miliar. Namun perusahaan skala kecil atau aset di bawah Rp 50 miliar tak ada dalam pipeline.

"Sampai dengan 14 Februari 2025 telah tercatat 8 perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan dana dihimpun Rp 3,7 triliun," tulis Nyoman dalam laporannya, dikutip Senin (24/2).

Berikut jumlah emiten yang tengah mengantre IPO berdasarkan sektornya:

2 perusahaan dari sektor material dasar
0 perusahaan dari sektor konsumer siklikal
6 perusahaan dari sektor konsumer non siklikal
3 perusahaan dari sektor energi
1 perusahaan dari sektor finansial
3 perusahaan dari sektor kesehatan
4 perusahaan dari sektor industri
0 perusahaan dari sektor infrastruktur
0 perusahaan dari sektor properti dan real estate
0 perusahaan dari sektor teknologi
1 perusahaan dari sektor transportasi dan logistik

Adapun pada Senin (24/2) muncul emiten konsumer siklikal muncul dalam laman e-ipo. PT Jantra Grupo Indonesia Tbk (KAKI) bakal menggelar penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO dengan menawarkan sebanyak 450 juta saham atau sebanyak-banyaknya 21,68% dari modal ditempatkan dan disetor penuh.

Perseroan memasuki masa penawaran awal atau bookbuilding pada 24–26 Februari 2025. Adapun, harga penawaran yang ditetapkan sebesar Rp 100-Rp 120 per saham. Dari aksi ini, perusahaan berpotensi meraup dana segar sebesar Rp 54 miliar.

Penjamin emisi efek perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha perawatan, perbaikan, dan perdagangan suku cadang dan aksesori kaki itu, yaitu PT RHB Sekuritas Indonesia.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

mobile apps preview
Reporter: Nur Hana Putri Nabila
Editor: Yuliawati

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan