IHSG Ditutup Lesu, Peluncuran Danantara Dinilai Sulit Tarik Kepercayaan Investor

Ringkasan
- Formasi CPNS 2024 membuka lowongan besar-besaran bagi tenaga kesehatan untuk memenuhi kebutuhan instansi di tingkat pusat dan daerah, terutama di wilayah dengan kekurangan dokter dan perawat.
- Pemerintah mengalokasikan sekitar 1 juta formasi khusus bagi tenaga kesehatan pada CPNS 2024, dengan 700 ribu formasi diperuntukkan untuk instansi pusat dan daerah.
- Persyaratan umum untuk mendaftar formasi CPNS 2024 bagi tenaga kesehatan meliputi pendidikan minimal S1 atau D3 terkait kesehatan, IPK minimal 3,00, dokumen lengkap, sehat jasmani dan rohani, serta vaksinasi Covid-19 hingga booster.

Peresmian Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara pada Senin (24/2) masih belum menjadi katalis positif terutama bagi investor pasar modal Indonesia. Pada perdagangan Selasa (25/2) Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup di rontok 2,41% pada level 6.587.
Pada perdagangan sebelumnya, tepat di hari peluncuran Danantara, IHSG juga ditutup melemah 0,78% pada level 6.749. Padahal pada sesi pembukaan IHSG sempat menguat di kisaran Rp 6.800.
Gerak lesu IHSG selama beberapa hari terakhir salah satunya dipicu oleh penurunan rating pasar saham Indonesia oleh Morgan Stanley Capital International atau MSCI dari equal weight menjadi underweight. Dalam pengumuman terbaru yang dirilis sejak 19 Februari itu, MSCI menjelaskan terjadi pergeseran tren return on equity (ROE) Indonesia yang tertekan akibat ekonomi domestik melemah.
Equity Strategist Morgan Stanley, Jonathan F. Garner, mengatakan Morgan Stanley masih berhati-hati terhadap kemungkinan pemulihan dalam waktu dekat dan cenderung memilih eksposur investasi di negara-negara ASEAN lainnya. “Faktor geopolitik juga berkontribusi dalam menurunnya risiko investasi di Cina,” tulis Garner dalam risetnya, dikutip Selasa (25/2).
Di tengah turunnya rating saham Indonesia tersebut, investor berharap adanya sinyal positif dari peluncuran Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (24/2). Setelah diluncurkan badan investasi tersebut akan mengelola sekitar US$ 900 miliar atau sekitar Rp 14.616 triliun aset dalam pengelolaan (AUM).
Sayangnya, kehadiran Danantara tak cukup kuat menarik kepercayaan investor di pasar saham Indonesia. Riset Mirae Asset Sekuritas mencatat rus modal asing keluar pada Senin (24/2) mencapai Rp 3,4 triliun.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia Budi Frensidy menilai terdapat pesimisme dari pelaku pasar terhadap masa depan lembaga baru yang akan menjadi super holding Badan Usaha Milik Negara itu. “Ada kekhawatiran dan skeptisme investor terhadap prospek Danantara,” ujar Budi Frensidy kepada Katadata.co.id, Selasa (25/2).
Menurut Budi, figur-figur yang saat ini telah ditunjuk Prabowo untuk menakhodai Danantara tidak cukup kuat di mata investor. Menurut Budi, figur-figur yang masuk Danantara seharusnya adalah para profesional yang kompeten atau sudah punya pengalaman mengelola Sovereign Wealth Fund atau (SWF).
Selain itu ia juga menyoroti persoalan tata kelola Danantara yang masih belum banyak terungkap ke publik. Menurut Budi, sebagai sebuah lembaga raksasa, Danantara harus transparan dan memiliki manajemen risiko dan kepatuhan yang teruji.
"Tapi hampir semuanya (figur di Danantara) politisi dan petinggi negara dan lingkungannya dan banyak yang bingung ini lembaga politik atau pengelola dana," ujar Budi.
Dalam struktur baru Danantara, Rosan Perkasa Roeslani ditunjuk sebagai Kepala Danantara menggantikan Muliaman Hadad. Rosan merangkap jabatan sebagai Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM. Sementara Wakil Menteri BUMN Dony Oskaria ditunjuk sebagai Chief Operating Officer (COO), dan Pandu Sjahrir menjadi Chief Investment Officer (CIO).
Selain itu, posisi Dewan Penasihat Danantara diisi oleh Susilo Bambang Yudhoyono dan Joko Widodo yang merupakan mantan presiden. Kemudian Ketua Dewan Pengawas Erick Thohir yang merangkap sebagai Menteri BUMN. Ada nama Wakil Ketua Dewan Pengawas Danantara Muliaman Hadad dan Anggota Danantara Sri Mulyani yang saat ini menjabat sebagai Menteri Keuangan.
Harapan Tata Kelola Danantara
Selain faktor figur, persoalan tata kelola dan tata laksana Danantara juga menjadi sorotan investor. Ekonom dan Pakar Kebijakan Publik Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat menilai Danantara akan memiliki kekuasaan usai resmi diluncurkan Prabowo. Meski begitu ia menyoroti potensi pengawasan yang dinilai akan minim.
Hidayat mengatakan Danantara dibentuk sebagai lembaga yang berada langsung di bawah presiden. “Ini menandakan adanya kekuasaan kelembagaan yang sangat besar, namun dengan pengawasan yang minim,” kata Hidayat.
Ia menjelaskan, dalam aturan kelembagaan yang ada Danantara tidak tunduk pada mekanisme akuntabilitas yang sama seperti badan usaha milik negara alias BUMN pada umumnya. Bahkan, dalam Undang-undang yang mengatur badan ini disebutkan bahwa kerugian yang dialami Danantara tidak akan dianggap sebagai kerugian negara.
“Implikasi dari aturan ini cukup serius. Tanpa sistem check and balances yang memadai, ada kemungkinan besar penyalahgunaan wewenang,” ujar Hidayat.
Kekhawatiran ini pula yang mendorong sebagian investor di pasar modal memilih ‘wait and see’ dan menunggu hingga adanya gebrakan dari Danantara.
Meski begitu optimisme tetap ada bagi Bursa Efek Indonesia. Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menilai kehadiran lembaga pengelola investasi tersebut akan membawa dampak positif dan menyegarkan pasar modal Indonesia.
Iman berpandangan apabila emiten yang dikelola Danantara menunjukkan kinerja baik, hal ini dapat mendorong pergerakan IHSG dan meningkatkan kapitalisasi pasar. Selain itu, aksi korporasi atau penggalangan dana yang dilakukan emiten-emiten tersebut diharapkan dapat menghidupkan pasar, terutama jika operasional emiten itu berjalan dengan baik.
Menurut Iman, hal yang paling penting adalah kapitalisasi pasar bursa akan meningkat dan aktivitas fundraising yang dilakukan akan memberikan dorongan positif bagi pasar modal. Selain itu ia meyakini figur yang saat ini ada di struktur Danantara merupakan sosok yang memiliki rekam jejak baik.
Rosan Pastikan Danantara Bekerja Maksimal
Sementara itu, Kepala Danantara Rosan P. Roeslani memastikan lembaganya akan bekerja maksimal dalam mengeloala BUMN yang ada. Ia juga memastikan Danantara tak akan menjadi lembaga kebal hukum lantaran dapat diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) serta diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Itu juga bisa diaudit untuk perusahaan-perusahaan yang ada PSO. Jadi, berita Danantara kebal hukum ini harus diluruskan karena semua itu ikut awasi kami," kata Rosan.
Dalam sesi jumpa pers yang sama, Rosan menilai Danantara merupakan badan yang paling banyak diawasi karena semua terlibat. Ia mengatakan, sebagai Kepala BPI Danantara ia akan melapor langsung kepada Presiden.
Rosan lantas menjelaskan bahwa Danantara punya sistem pengawasan berlapis. Ia menyatakan akan menjadi komitmen untuk tetap membuat Danantara menjadi lembaga yang terbuka dan tranparan.
"Kami mempunyai struktur organisasi yang berlapis. Selain ada Dewan Pengawas, ada Dewan Penasihat, ada Oversight Committee juga, pemantau, ada Komite Audit, Komite Investasi, Komite Etik, dan masih ada lagi yang lainnya untuk memastikan bahwa kami menjalankan perusahaan ini dengan baik dan benar," kata Rosan.