Alfamidi Jual 70% Kepemilikan Saham di Lawson ke Alfamart, Ini Alasannya

Ringkasan
- Chandra Asri Group memaparkan pertumbuhan dan rencana investasi strategisnya pada forum Mandiri Investment Day.
- Perusahaan berfokus pada investasi berkelanjutan, keunggulan operasional, dan komitmen terhadap lingkungan hidup.
- Partisipasi Chandra Asri Group menekankan pendekatan proaktifnya dalam hubungan investor dan komitmen terhadap transparansi.

Pengelola jaringan ritel Alfamidi, PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI), menjual 70% kepemilikan saham di anak usahanya Lawson kepada PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT). Aksi korporasi itu senilai Rp 200,45 miliar.
Sumber Alfaria Trijaya merupakan perusahaan induk dari Alfamart yang juga menguasai saham mayoritas di MIDI. Berdasarkan RTI Business, kepemilikan AMRT di Alfamidi sebanyak 66% atau menggenggam 25,77 miliar saham MIDI.
Manajemen Alfamidi menyampaikan transaksi penjualan tersebut sebanyak 1,48 miliar saham atau 70% kepemilikan di Lawson kepada AMRT dilakukan berdasarkan harga jual Rp 135 per saham.
“Berlaku efektif setelah dipenuhinya persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) LWS, yang ditindaklanjuti dengan penandatanganan akta jual beli saham di hadapan notaris selambat-lambatnya pada Juni 2025,” tulis manajemen MIDI dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/4).
Dalam laporan keuangan proforma, aksi korporasi tersebut menyebabkan turunnya aset tidak lancar sebesar Rp 637 miliar dan liabilitas sebesar Rp 241 miliar. Kemudian langkah tersebut juga mengurangi ekuitas dari Rp4,29 triliun menjadi Rp 3,95 triliun.
Meski begitu, manajemen mengatakan pendapatan dan laba bersih MIDI tidak terdampak secara langsung karena kontribusi Lawson terhadap total pendapatan cukup kecil.
Penilaian dari KJPP Kusnanto & Rekan menyebutkan nilai pasar 70% saham Lawson (LWS) sebesar Rp194,74 miliar, angka yang masih berada dalam rentang wajar dan mendekati harga transaksi aktual.
Alasan Jual Lawson
Manajemen Alfamidi menjelaskan rencana divestasi merupakan bagian dari strategi bisnis serta upaya mitigasi risiko investasi. Perseroan berharap dapat memperkuat pendanaan operasional dan belanja modal, sekaligus fokus pada portofolio bisnis dengan potensi imbal hasil yang lebih tinggi.
Mereka mengatakan, dengan mengandalkan kekuatan merek Alfamidi yang telah dikenal dan memiliki jaringan distribusi luas, manajemen MIDI menargetkan pertumbuhan organik melalui ekspansi gerai di lokasi strategis.
Dana hasil transaksi diharapkan dapat mendorong perluasan jangkauan toko untuk berkontribusi terhadap peningkatan kinerja keuangan.
Setelah transaksi rampung, perseroan optimistis dapat memperbaiki kondisi laba rugi maupun arus kas, sehingga memberikan nilai tambah bagi para pemegang saham di masa mendatang.
“Perseroan juga dapat menggunakan dana hasil rencana transaksi untuk fokus dalam pengembangan kegiatan usaha yang diharapkan dapat memberikan nilai tambah bagi seluruh pemegang saham MIDI,” kata Manajemen MIDI.