Lo Kheng Hong Raup Dividen Rp 33 Miliar dari 5 Saham, Apa Emiten Pilihannya?


Investor kawakan Lo Kheng Hong kembali memanen cuan dari portofolio sahamnya. Sepanjang April 2025, pria yang dijuluki Warren Buffett Indonesia ini diperkirakan mengantongi dividen lebih dari Rp 33 miliar yang bersumber saham yang dikoleksinya.
Sektor perbankan menjadi ladang dividen utama bagi Lo. Ia tercatat memiliki saham di lima emiten bank yang sudah mengumumkan pembagian dividen untuk tahun buku 2024.
Saat ini Lo tercatat memiliki saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP), PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), dan PT CIMB Niaga Tbk (BNGA). Selain itu, Lo juga mengonfirmasi kepemilikan di Bank Mandiri (BMRI) meski tidak merinci jumlah saham yang dimilikinya.
Menurut Lo Kheng Hong, dividen yang ia dapat dari saham sejumlah bank merupakan keuntungan dari berinvestasi saham. Hal ini didapat dengan kejelian dalam berinvestasi dan memanfaatkan situasi di pasar modal.
Ia mengatakan, bila ingin mendapatkan keuntungan di pasar modal salah satunya melalui dividen, investor perlu jeli memilih saham yang potensial memberikan untung. Selain itu investor perlu mencermati pasar dan memanfaatkan momen penurunan di pasar saham dengan menambah koleksi saham-saham yang memiliki kinerja bagus dan memiliki harga di bawah harga wajar atau undervalued.
Menurut Lo, investor harus siap sedia untuk menyiapkan dana dan menampung saham bagus yang ia sebut dengan istilah ‘siapkan ember yang besar’. “Wisdom ini berlaku untuk situasi apapun,” ujar Lo kepada Katadata.co.id seperti dikutip Senin (21/4).
Daftar Saham Pembagi Dividen Koleksi Lo Kheng Hong
Salah satu sumber dividen terbesar Lo berasal dari saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI). Ia tercatat menggenggam sebanyak 64,63 juta saham BBRI.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang digelar sebelum Lebaran, BBRI memutuskan membagikan dividen tunai sebesar Rp 343,40 per saham, dengan jumlah dividen final senilai Rp 208,4 setelah dikurangi dividen interim yang telah dibayarkan sebelumnya. Dengan perhitungan tersebut, Lo diperkirakan bakal mengantongi dividen senilai Rp 13,47 miliar dari bank pelat merah ini.
Pundi dividen berikutnya datang dari PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP). Emiten ini membagikan dividen sebesar Rp 106 per saham, dengan total nilai mencapai Rp 2,43 triliun. Lo tercatat memiliki 122,08 juta saham NISP atau setara 0,53% saham beredar. Dengan jumlah tersebut, ia diperkirakan meraup dividen senilai Rp 12,9 miliar.
Sementara itu, dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA), Lo juga menikmati pembagian dividen yang cukup signifikan. Dalam RUPS yang digelar pada 14 April 2025, BNGA memutuskan membagikan dividen sebesar Rp 155 per saham atau setara 60% dari laba bersih tahun buku 2024 yang mencapai Rp 6,9 triliun.
Merujuk informasi resmi perusahaan, di emiten BNGA, Lo tercatat memiliki 28,25 juta saham atau setara 0,11%. Dengan demikian, total dividen yang akan masuk ke rekening Lo dari CIMB Niaga mencapai sekitar Rp 4,37 miliar.
Adapun dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN), Lo yang memiliki 20,32 juta saham juga berhak atas dividen tunai senilai Rp 113,85 per saham. Dengan jumlah kepemilikan tersebut, ia akan menerima dividen sekitar Rp 2,31 miliar.
Lo juga tercatat sebagai pemegang saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), meskipun tidak disebutkan secara rinci jumlah saham yang ia miliki. Namun, dengan besarnya nilai dividen yang dibagikan oleh BMRI untuk tahun buku 2024, kepemilikan Lo di emiten ini diperkirakan turut menambah nilai total dividen yang ia terima.
Secara keseluruhan, dari lima saham bank yang sudah mengumumkan dividen tersebut, Lo Kheng Hong diperkirakan mengantongi lebih dari Rp 33 miliar dividen tunai sepanjang April 2025. Ini belum termasuk potensi dividen dari saham sektor non-bank yang juga menjadi bagian dari portofolionya.
Berikut daftar saham-saham yang menjadi koleksi Lo Kheng Hong berdasarkan data Bursa Efek Indonesia
- PT ABM Investama Tbk (ABMM) – 150,81 juta saham atau setara 5,47%
- PT Global Mediacom Tbk (BMTR) – 1,07 miliar saham atau setara 6,53%
- PT Intiland Development Tbk (DILD) –686,42 juta saham atau setara 6,62%
- PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL) – 187,66 juta saham atau setara 5,39%
- PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) – di bawah 5%
- PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) – di bawah 5%
- PT Bank OCBC NISP Tbk. (NISP) – di bawah 5%
- PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) – tidak disebutkan
- PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) – tidak disebutkan
- PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN) – di bawah 5%
Selain sektor perbankan, Lo dikenal aktif mengoleksi saham-saham undervalued yang jarang dilirik investor ritel. Langkah investasi Lo biasanya berorientasi jangka panjang dan fokus pada fundamental perusahaan.
Beberapa indikator yang biasanya jadi perhatian Lo Kheng Hong dalam berinvestasi adalah rasio profitabilitas, valuasi, dan rekam jejak pembagian dividen. Ia pun mengingatkan investor untuk jeli membaca situasi dan tidak melewatkan kesempatan mengoleksi saham bagus yang sedang undelvalued.