Meski Tumbuh Melambat, BNI Cetak Laba Kuartal III Rp 12 Triliun
Meski kredit korporasi cukup kencang, Ario menjelaskan pihaknya menjaga dengan baik kualitas kredit dengan selektif menyalurkan kredit pada high quality corporate dan corporates cash flow generator.
(Baca: Jadi Menteri BUMN, Erick Thohir Tak Masalahkan Utang BUMN)
Sedangkan untuk segmen konsumer, BNI mencatat kredit payroll sebagai kontributor utama bisnis konsumer yakni sebesar 13,1%. Mayoritas kredit payroll atau sekitar 64,4% diberikan kepada karyawan BUMN. Adapun
"Pada September 2019, BNI juga mencatatkan pertumbuhan KPR 9,5% mencapai Rp 43,1 triliun," kata Ario.
Sementara itu, penghimpinan Dana Pihak Ketiga (DPK) perseroan hingga kuartal III 2019 hanya tumbuh 5,9% menjadi Rp 581 triliun. Rasio dana murah menyumbang 64,3% dari total DPK, dengan pertumbuhan giro sebesar 13% dan tabungan 7,5%.
Dengan pertumbuhan kredit dan DPK tersebut, Loan to Deposit Ratio (LDR) BNI mencapai 96,6%. Adapun rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross terjaga 2% dan NPL net 0,8%.
Sebelumnya, tim riset Mirae memproyeksi laba BNI sepanjang tahun ini menjadi Rp 14,44 triliun pada 2019, lebih rendah 3,8% dibanding tahun lalu. Mirae memprediksi imbas peningkatan provisi atau cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) kredit.