Pemerintah " BI Waspadai Efek Lanjutan Brexit

Desy Setyowati
25 Juni 2016, 03:37
Darmin Nasution
KATADATA | Arief Kamaludin

Kendati demikian, Darmin memastikan pemerintah bersama dengan BI akan terus memantau perkembangan perekonomian, terutama di Uni Eropa, pasca keputusan Brexit. Ia menambahkan adanya peningkatan koordinasi pemerintah dan bank sentral guna mengantisipasi terjadinya dampak lanjutan Brexit.

“Pemerintah terus berkomunikasi untuk memonitor dan membicarakan hal-hal yang perlu dikerjakan. Tapi kami sangat percaya bahwa situasi tidak mengkhawatirkan,” kata Darmin.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro juga memperkirakan dampak Brexit hanya sementara terhadap rupiah. Untungnya, sebelum keputusan Brexit, pemerintah sudah menerbitkan obligasi global dalam mata uang euro sehingga imbal hasilnya (yield) belum naik. Jadi, surat utang itu tidak membebani anggaran pemerintah. “Bisa dibayangkan, kalau belum keluarkan (Euro Bond) maka akan sulit,” ujar dia.

(Baca: Tambah Utang Valas Rp 58 Triliun, Menkeu: Indonesia Dipercaya Asing)

Di sisi lain, dia berpandangan, keluarnya Inggris dari Uni Eropa akan mengganggu perekonomian di negara tersebut. Apalagi, peran Inggris terhadap perekonomian Uni Eropa cukup besar. Dengan begitu, daya tawar perekonomian Uni Eropa akan berkurang.

Tak cuma itu, Inggris juga bisa kehilangan potensi pertumbuhan ekonomi dari kerja sama investasi ataupun perdaganga dengan negara satu kawasan lainnya yang sudah lama dibina.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede juga menilai tekanan eksternal terhadap rupiah hanya bersifat sementara. Taksirannya nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.350 hingga 13.550 per dolar AS. Bahkan, bank sentral akan segera mengintervensi nilai tukar kalau melemah melewati nilai fundamentalnya.

Sedangkan Ekonom Bank Central Asia David Sumual lebih mengkhawatirkan putaran kedua efek Brexit yang akan berpotensi membuka borok-borok bank dan lembaga keuangan internasional yang bermasalah. Dia mencontohkan pengelola investasi global Everest Capital, yang bangkrut karena bank sentral Swiss memutuskan untuk melepas nilai tukar Franc. "Kalau rush sih tidak (terjadi), hanya efek berantainya saja," katanya.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution
Editor: Yura Syahrul
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...