Likuiditas Ketat, GWM dan BI Rate Berpeluang Turun Jadi 6,5 Persen

Yura Syahrul
3 Maret 2016, 11:20
Bank Indonesia
Arief Kamaludin|KATADATA
Bank Indonesia

Sementara itu, pemerintah menghimbau bank untuk menurunkan suku bunga kredit hingga satu digit sampai dengan akhir tahun ini. Tujuannya untuk memacu penyaluran kredit sehingga bisa menggerakkan roda perekonomian. Namun, kondisi tersebut bakal semakin mengancam likuiditas bank.

Ekonom Bank Mandiri memandang  penurunan Grio Wajib Minimum (GWM) cuma mampu sedikit membantu penambahan likuiditas perbankan. Medio Februari lalu, BI kembali menurunkan GWM Rupiah sebesar 100 bps menjadi 6,5 persen. Kebijakan ini memberi tambahan likuiditas perbankan sebesar Rp 36,2 triliun. 

(Baca: Darmin Menilai Kebijakan Fiskal dan Moneter Sudah Harmonis)

Ke depan, Ekonom Bank Mandiri memperkirakan BI akan kembali menurunkan BI rate dan GWM untuk mendorong pertumbuhan kredit. “Sejalan dengan arah kebijakan pemerintah mendorong penurunan suku bunga dan laju inflasi yang relatif stabil, maka kami memperkirakan BI rate akan kembali diturunkan sebesar 50 bps menjadi 6,5 persen pada semester I-2016,” seperti ditulis dalam riset Bank Mandiri, Kamis (3/3). Selain itu, BI kemungkinan juga akan kembali menurunkan GWM untuk memberi tambahan likuiditas kepada perbankan.

 Namun, pemerintah juga dituntut untuk  berperan mendorong penurunan premi risiko di dalam negeri. Dengan begitu, bank dapat menurunkan biaya operasionalnya sehingga ujung-ujungnya dapat memangkas margin bunga bersih atau net interest margin (NIM). Cara yang dapat dilakukan adalah mendorong stabilnya laju inflasi dan perbaikan iklim investasi di dalam negeri sehingga risiko bisnis di Indonesia akan terus menurun.

Halaman:
Reporter: Redaksi
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...