Wewenang Baru, Ini Skema Penempatan Dana LPS di Bank

Image title
13 Juli 2020, 18:45
Ilustrasi. LPS punya kewenangan baru bisa menyuntik dana ke bank yang terancam gagal, ini skemanya.
Arief Kamaludin|KATADATA
Ilustrasi. LPS punya kewenangan baru bisa menyuntik dana ke bank yang terancam gagal, ini skemanya.

Peraturan baru ini juga memberi lampu hijau kepada LPS untuk mencari sumber dana lain bila mengalami kesulitan likuiditas untuk penanganan bank. Jika skenario memburuk, LPS dapat mengajukan penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) kepada Bank Sentral untuk mengakali sumber pendanaan bantuan kepada bank yang terancam gagal bayar.

(Baca: LPS Bantah Ada 8 Bank Berpotensi Gagal, Indikator Masih Normal)

Akan tetapi, Alamsyah menyatakan saat ini LPS belum membutuhkan likuiditas tambahan hingga perlu menerbitkan surat utang. Menurutnya, LPS saat ini mencatatkan total aset mencapai Rp 128 triliun yang dinilai cukup untuk melaksanakan penempatan dana di bank bermasalah.

Total dana tersebut kemungkinan tak akan meningkat signifikan. Hal ini karena LPS memberikan keringanan kepada bank untuk tidak segera membayarkan preminya di semester II 2020.

Masalah Perbankan Hantui Asia Tenggara

Pandemi virus corona memang telah berimbas kepada perbankan. Hal ini terlihat dari catatan OJK bahwa penyaluran kredit perbankan turun sejak Maret 2020. Pada bulan ini perbankan menyalurkan kredit sebanyak Rp 5.712,04 triliun. Angka ini menurun sebesar 1,8% pada bulan selanjutnya menjadi Rp 5.609,04 triliun. Rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) gross perbankan pada semester I 2020 pun telah melewati ambang batas 3%, yakni sebesar 3,01%.

Selain Indonesia, risiko bank gagal bayar juga menghantui berbagai negara. Laporan lembaga pemeringkat kredit, Fitch Ratings menyebut Covid-19 membuat penurunan profitabilitas yang akibat perlambatan penyaluran kredit.

(Baca: LPS Pantau Sistem Kondisi Keuangan RI Saat Ini Berstatus Waspada)

Beberapa negara yang mengalami permasalahan perbankan adalah Singapura dan Thailand. Perbankan di Singapura mengalami kesulitan lantaran menyalurkan 24% kreditnya ke Tiongkok. Sementara pada kuartal I tahun ini pertumbuhan ekonomi negeri Tirai Bambu terkontraksi 6,8% dan membuat penyerapan dana kredit perbankan Singapura terhambat.

Permasalahan perbankan Thailand disebabkan menurunnya industri pariwisata akibat pembatasan perjalanan. Padahal 33% portofolio bank di negara ini berasal dari sektor pariwisata.

“Bagaimanapun, bank Singapura dan Thailand masih memiliki cukup capital buffer (selisih rasio modal bank terhadap rasio kecukupan modal minimum sesuai peraturan bank sentral) untuk menahan tekanan ini, meskipun dampaknya akan tergantung pada tingkat dan durasi wabah,” tulis Fitch ratings.

Penulis: Muhammad Arfan Septiawan (Magang)

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...