Tren Pelemahan Rupiah dalam Sepekan Tertekan Covid-19 dan Resesi RI

Agatha Olivia Victoria
25 September 2020, 20:50
rupiah, rupiah melemah, aliran modal asing
ANTARA FOTO/Reno Esnir/aww.
Ilustrasi. Rupiah sepekan ini melemah 138 poin ke posisi Rp 14.873 per dolar AS.

Dengan demikian, tercatat nett outflow Rp 167,44 triliun, sedikit menurun dari pekan lalu yang sebesar Rp 168,27 triliun. Selain itu, premi risiko investasi atau Credit Default Swap (CDS) RI lima tahun tercatat meningkat.

"CDS naik ke 116,04 bps per 24 September 2020 dari 91,55 bps per 18 September 2020," tulis Onny dalam keterangan resminya, Jakarta, Jumat (25/9).

Di sisi lain, Bank sentral mencatat posisi investasi internasional Indonesia pada kurtal II 2020 mencatatkan kewajiban neto yang meningkat. PII Indonesia mencatat kewajiban neto US$ 280,8 miliar atau 25,7% dari PDB pada akhir kuartal II 2020, meningkat dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir kuartal I 2020 yang tercatat sebesar US$ 256,6 miliar atau 22,8% dari PDB.

Peningkatan kewajiban neto tersebut disebabkan oleh peningkatan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang lebih besar dibandingkan dengan peningkatan posisi Aset Finansial Luar Negeri (AFLN).

Peningkatan posisi KFLN Indonesia didukung oleh aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung ke pasar keuangan domestik, seiring dengan meredanya ketidakpastian pasar keuangan global pada periode laporan. Posisi KFLN Indonesia pada akhir kuartal II 2020 meningkat 6,3% dibanding kuartal I 2020 dari US$ 620,7 miliar menjadi US$ 659,6 miliar.

Peningkatan kewajiban tersebut terutama disebabkan oleh peningkatan posisi kepemilikan asing pada instrumen surat utang pemerintah dan sektor swasta, serta peningkatan transaksi modal ekuitas dari afiliasi. Faktor perubahan lainnya adalah revaluasi positif atas nilai aset finansial domestik berdenominasi rupiah yang mendorong kenaikan posisi KFLN, seiring dengan perbaikan indeks harga saham gabungan dan penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Sementara, posisi AFLN yang meningkat terutama didorong oleh transaksi aset dalam bentuk cadangan devisa. Posisi AFLN pada akhir kuartal II 2020 tumbuh 4% dibanding kuartal I 2020, dari US$ 364,1 miliar menjadi US$ 378,8 miliar.  Selain karena faktor transaksi, posisi AFLN yang meningkat juga dipengaruhi oleh faktor revaluasi positif akibat peningkatan rerata indeks saham negara-negara penempatan aset yang disertai pelemahan dolar AS terhadap mayoritas mata uang utama dunia.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria
Editor: Agustiyanti
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...