Bank Mandiri Siap Jika OJK Tak Perpanjang Restrukturisasi Kredit

Patricia Yashinta Desy Abigail
28 Juli 2022, 20:11
Bank Mandiri Sebut Siap Jika OJK Tidak Perpanjang Restrukturisasi
Bank Mandiri
Manajemen Bank Mandiri

PT Bank Mandiri Tbk. menyatakan kesiapannya jika kebijakan restrukturisasi kredit bagi debitur yang terdampak pandemi Covid-19 tidak diperpanjang oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) setelah Maret 2023. Pasalnya, perusahaan sudah memupuk cadangan kerugian penurunan nilai yang cukup untuk mengantisipasi hal tersebut. 

“Kami sudah siap karena cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) yang diperlukan sudah kami bentuk setiap bulan,”  kata Direktur Keuangan dan Strategi Bank Mandiri, Sigit Prastowo, dalam paparan publik pada Kamis (28/7).

Dia menambahkan, perseroan juga memvalidasi tercukupinya jumlah pencadangan CKPN seiring dengan perkembangan ekonomi makro di Indonesia maupun di global yang menunjukkan perbaikan. 

Hal ini terlihat dari data sampai dengan akhir Juni 2022, posisi restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 di Bank Mandiri kian melandai. “Angka tersebut secara konsolidasi termasuk perusahaan anak atau secara bank only tinggal Rp 58,2 triliun,” katanya. 

Jumlah tersebut sudah jauh lebih rendah dari posisi Juni 2021 sebesar Rp 96,5 triliun. Dia menjelaskan bahwa penurunan tersebut didorong oleh pelunasan pembayaran cicilan oleh para debitur. Selain itu, didorong oleh para debitur yang restrukturisasinya sudah selesai. 

“Kami terus akan melakukan upaya untuk mengurangi balance dari remaining portfolio restrukturisasi kredit tersebut sampai dengan akhir tahun dan tahun depan,” tambahnya.  

Sebelumnya, perseroan mencatat hingga akhir kuartal I 2022 perseroan mampu menjaga rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di level 2,74% atau menurun dari periode setahun sebelumnya sebesar 3,30%.

Optimalisasi aset tersebut juga terlihat dari posisi return on asset (ROA) perseroan yang terus membaik ke level 3,34% pada akhir Maret 2022. Rasio tersebut lebih tinggi dari rata-rata ROA bank umum konvensional sebesar 2,34% dan ROA bank persero konvensional yang sebesar 3,00% pada Februari 2022.

Bank bersandi BMRI ini tercatat membukukan laba bersih sebesar Rp 20,2 triliun pada kuartal kedua tahun ini. Laba bersih tersebut tercatat meningkat sebesar 61,7% secara tahunan. Pertumbuhan laba bersih itu ditopang oleh perolehan marjin bunga bersih perusahaan yang secara konsolidasi yang mencapai 5,37% di kuartal II 2022, naik 32 basis poin. 

Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, tren restrukturisasi kredit terdampak Covid-19 terus menunjukkan penurunan di Juni 2022 dengan nilai kredit yang direstrukturasi Covid-19 tercatat sebesar Rp576,17 triliun dari posisi Mei 2022 sebesar Rp596,25 triliun.

Jumlah debitur restrukturisasi Covid juga menurun dari 3,13 juta debitur pada Mei 2022 menjadi 2,99 juta debitur pada Juni 2022. Sementara itu, Posisi Devisa Neto (PDN) Juni 2022 tercatat sebesar 1,93 persen atau berada jauh di bawah threshold sebesar 20 persen.

 

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...