Data Inflasi AS Potensi Dorong Harga Emas di Awal 2023
Harga emas sukses naik tipis jelang perayaan Natal dan Tahun Baru. Hal tersebut didukung data inflasi Amerika Serikat yang mereda. Meskipun begitu, kondisi tersebut tidak menjamin The Federal Reserve untuk memperlambat rencana kenaikan suku bunga acuannya.
Melansir Reuters, data inflasi AS untuk November hampir sejalan dengan ekspektasi. Alhasil, harga emas lebih tinggi dan bergerak spekulatif menjelang tahun baru. Analis senior Kitco Metals, Jim Wyckoff memprediksi akan dana yang mengalir ke emas akan terus berlangsung hingga awal tahun.
Adapun pada perdagangan Jumat (23/12), harga emas spot sempat naik 0,2% ke level US$ 1.796,53 per troy ons, sementara harga emas berjangka naik 0,5% ke level US$ 1.804,2 per troy ons. Di sisi lain, indeks dolar AS mengalami penurunan 1,6%.
“Anda akan melihat permintaan lebih baik untuk loga pada 2023. Inflasi masih bisa bermasalah, tetapi bank sentral sekitar pertengahan tahun mulai melapaskan gas dan itu mendukung pasar logam,” kata analis Kitco Metals, Jim Wyckoff dikutip dari Reuters, Jumat (23/12).
Tak hanya emas global alias harga emas spot yang menunjukkan kenaikan. Harga emas Antam di Tanah Air juga mengalami kenaikan. Pada perdagangan Sabtu (25/12) harga logam mulia mengalami kenaikan Rp 2 ribu per gram dari hari sebelumnya, menjadi Rp 1.006.000 per gram. Begitu juga dengan harga buyback yang mengalami kenaikan Rp 2 ribu per gram, menjadi Rp 906 ribu.
Departemen Perdagangan AS melaporkan pengeluaran konsumen AS, naik tipis 0,1% pada November, melambat setelah sempat naik 0,4% pada Oktober. Kenaikan tidak termasuk harga makanan dan energi yang bergejolak. Departemen melaporkan bahwa pesanan baru AS untuk barang tahan lama yang diproduksi pada November turun US$ 5,8 miliar atau 2,1% menjadi US$ 270,6 miliar.
Selain itu, penjualan rumah baru AS juga mengalami peningkatan 5,8% ke secara tahunan, sedangkan secara musiman 640.000 unit pada November.
Harga emas dan pergerakan indeks dolar AS saling berkaitan. Keduanya dianggap sebagai aset lindung nilai alias safe haven ketika kondisi ekonomi dan politik menghadapi ketidakpastian. Indeks dolar AS yang tinggi akan berdampak pada besarnya biaya kepemilikan emas, sehingga mampu menekan harga logam kuning tersebut. Sebaliknya, saat indeks dolar AS turun, pasar akan mulai berburu emas, sehingga permintaan dan harganya meningkat.
Emas dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi, sementara kenaikan suku bunga acuan dapat meningkatkan biaya pemegang emas sehingga tidak memberikan imbal hasil.
Nilai pada emas perhiasan dan emas untuk investasi berbeda. Hal tersebut bergantung pada tingkat gramasi dan kandungan emas murni pada produk tersebut. Umumnya, emas batangan dipilih untuk investasi, karena semakin besar gramasi semakin baik harga yang diperoleh atau mendekati pergerakan harga emas global.
Selain emas batangan, saat ini sudah banyak platform yang menawarkan investasi secara digital, sehingga mempermudah masyarakat dalam bertransaksi hingga menyimpan emas.
Berikut adalah harga emas batangan di butik Logam Mulia Antam pada Sabtu (24/12):
- Harga emas batangan 0,5 gram Rp 553.000
- Harga emas batangan 1 gram Rp 1.006.000
- Harga emas batangan 10 gram Rp 9.555.000
- Harga emas batangan 25 gram Rp 23.762.000
- Harga emas batangan 50 gram Rp 47.445.000
- Harga emas batangan 100 gram Rp 94.812.000