Putus Rantai Generasi Sandwich Pakai Zurich Plan Protector

Uji Sukma Medianti
Oleh Uji Sukma Medianti - Tim Publikasi Katadata
17 November 2023, 17:57
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menyebut, 71 juta penduduk di Indonesia merupakan generasi sandwich.
Istimewa
Data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2020 menyebut, 71 juta penduduk di Indonesia merupakan generasi sandwich.

Pada suatu Senin di tanggal 25 pagi, Ayu (24), membuka notifikasi dari ponsel pintarnya. Itu adalah notifikasi yang selalu ia tunggu-tunggu setiap bulannya alias gajian.

Hanya dalam hitungan menit, ia pun lantas mendistribusikan gaji bulanannya ke berbagai pos pengeluaran rutin bulanan.

Ayu yang baru dua tahun bekerja pascalulus dari bangku kuliah adalah bagian dari sandwich generation. Ia bekerja tak hanya untuk menghidupi diri sendiri tetapi juga orang tua dan adik kandungnya yang masih SMA.

"Baru gajian pagi, siang udah sisa setengah. Padahal nunggu gajiannya sebulan," terang Ayu, bukan nama aslinya.

Kondisi yang dialami oleh Ayu juga dialami oleh Sandro (34). Sandro bahkan harus menafkahi dua keluarga sekaligus lantaran masih menanggung hidup sang ibu dan juga keluarga intinya.

Untuk bisa survive setiap bulannya, Sandro harus mencari penghasilan lain di luar pekerjaan utamanya sebagai staf admin perusahaan swasta di Jakarta.

"Jaman sekarang memang harus pinter-pinter cari kerja sampingan. Kalau ga gitu, gaji cuma numpang lewat aja," jelasnya.

Baik Ayu dan Sandro keduanya paham betul akan kondisi yang mereka alami sebagai sandwich generation.

Dengan usia yang terbilang masih muda dan produktif, keduanya tak ingin menyia-nyiakan waktu untuk mengumpulkan rezeki lebih supaya bisa ditabung.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Syifa (29), Syifa merasa kelelahan secara fisik dan mental sebagai akibat dari perannya sebagai generasi sandwich.

Sebab, ia kerap mengambil pekerjaan sampingan saat weekend agar bisa memiliki perencanaan keuangan yang lebih memadai.

Hal ini ia lakukan selama tiga tahun terakhir setelah sang ayah pensiun dan adiknya masih kuliah di tingkat akhir.

"Waktu pandemi, hidup saya berubah. Yang tadinya masih bisa travelling karena orang tua masih kerja, terus jadi tinggal saya aja yang kerja," terang dia.

Syifa pun menyadari bahwa rutinitasnya yang terus bekerja bahkan saat weekend ini tak baik untuk kesehatan fisik dan mentalnya. Ia pun sempat mengalami burnout.

"Saya merasa punya tanggung jawab penuh karena anak pertama, jadi bener-bener kerja keras. Tapi lama-lama stress juga dan mengalami yang namanya burnout," ujar dia.

Permasalahan yang kerap dialami para generasi sandwich hampir serupa. Bukan pemasukan mereka yang kurang, tetapi memang pengeluaran mereka yang selalu berlebih.

Dalam riset yang dilakukan Goodstats.id dengan tajuk “Beban Berlapis Generasi Sandwich di Indonesia”, kewajiban finansial generasi sandwich terbagi menjadi 4 yaitu biaya hidup, bayar hutang, biaya sekolah, dan biaya kesehatan.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...