Warren Buffett Tak Sudi Beli Bitcoin Walaupun Harganya Murah

Hari Widowati
8 Maret 2024, 10:39
Warren Buffett, menyatakan tidak ingin membeli Bitcoin atau mata uang kripto lainnya walaupun harganya murah.
Flickr/Asa Mathat/Fortune Live Media
Investor kawakan Warren Buffett menyatakan tidak ingin membeli Bitcoin atau mata uang kripto lainnya walaupun harganya murah.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Pasar mata uang kripto adalah pusaran angin yang penuh dengan kegembiraan dan ketidakpastian, yang dipicu oleh rasa takut ketinggalan (FOMO) dan spekulasi mengenai lintasan masa depannya. Salah satu tokoh yang paling berpengalaman dalam investasi, Warren Buffett, menyatakan tidak ingin membeli Bitcoin atau mata uang kripto lainnya walaupun harganya murah.

Pandangan Buffett tentang aset kripto masih belum berubah dari dulu hingga sekarang. Pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway Inc pada 2018, Buffett menggambarkan Bitcoin sebagai "racun tikus yang dikuadratkan" alias sangat beracun. Hal ini merupakan sebuah sentimen yang dilaporkan oleh Becky Quick dari CNBC.

Terlepas dari penerimaan Bitcoin yang semakin meningkat di sektor keuangan tradisional, pendirian Buffett tetap tidak berubah, menekankan keyakinannya bahwa Bitcoin bukanlah investasi yang layak. Melansir Benzinga.com, mendiang Charlie Munger, yang merupakan wakil ketua Berkshire Hathaway dan kolaborator lama Buffett, menggemakan sentimen ini selama pertemuan tersebut dan mengkritik perdagangan mata uang kripto.

Buffett sangat vokal dalam menyuarakan kehati-hatiannya terhadap Bitcoin dan pasar mata uang kripto yang lebih luas, dengan memprediksi hasil yang suram. "Dalam hal mata uang kripto, secara umum, saya dapat mengatakan dengan hampir pasti bahwa mereka akan berakhir dengan buruk," kata Buffett, seperti dikutip Benzinga.com.

Pendapatnya tidak berubah selama bertahun-tahun. Pada pertemuan pemegang saham tahunan Berkshire Hathaway tahun 2022, Buffett kembali menegaskan pandangannya. "Sekarang jika Anda memiliki semua Bitcoin di dunia dan Anda menawarkannya kepada saya dengan harga US$25, saya tidak akan menerimanya karena apa yang akan saya lakukan dengan Bitcoin itu? Saya harus menjualnya kembali kepada Anda dengan berbagai cara. Itu tidak akan menghasilkan apa-apa," ujar Buffett.

Melalui pernyataan ini, Buffett mengartikulasikan sudut pandangnya bahwa tidak seperti aset lainnya, mata uang kripto tidak dapat menghasilkan nilai atau pendapatan yang nyata.

Sektor Pertanian Jadi Salah Satu Portofolio Berharga Buffett

Meskipun tidak dikenal sebagai investor pertanian, Buffett mengakui nilai intrinsik dari kelas aset tertentu di luar portofolionya yang khas, seperti tanah pertanian. Ia menilai investasi di lahan pertanian memiliki aset berwujud yang berkontribusi langsung terhadap produksi pangan, sektor penting dalam perekonomian.

"Jika Anda mengatakan, untuk 1% saham di semua lahan pertanian di Amerika Serikat, bayarlah grup kami US$25 miliar, saya akan menulis cek untuk Anda sore ini," ujarnya.

Buffett memiliki peternakan seluas 400 hektare yang terbukti menjadi salah satu investasi jangka panjang dengan kinerja terbaiknya. Meskipun, ia mengaku tidak tahu apa-apa tentang pertanian.

Bagi mereka yang ingin mengikuti jejak Buffett dengan berinvestasi pada aset berwujud namun tidak memiliki dana miliaran, platform seperti Arrived Homes menawarkan jalan masuk yang mudah diakses ke dalam investasi real estat. Arrived Homes, yang didukung oleh investor ternama seperti Bos Amazon Jeff Bezos, memungkinkan individu untuk berinvestasi di properti sewa keluarga tunggal dengan harga mulai dari US$100 (Rp 1,56 juta).

Pandangan investor berpengalaman seperti Buffett memberikan perspektif yang berbeda di tengah perdebatan mengenai mata uang kripto. Dengan menekankan pentingnya berinvestasi pada aset yang menghasilkan keuntungan nyata, Buffett menawarkan panduan untuk menavigasi kompleksitas lanskap keuangan modern, di mana perbedaan antara euforia spekulatif dan nilai substantif tidak pernah sekrusial ini.

Harga Bitcoin sudah naik lebih dari 50% dalam waktu dua bulan setelah regulator bursa di Amerika Serikat memberi persetujuan untuk reksa dana berbasis Bitcoin yang diperdagangkan di bursa (ETF Bitcoin spot) pada 11 Januari lalu.

Bitcoin mencapai rekor tertinggi sepanjang masa di US$69.202 atau Rp 1,08 miliar, pada Selasa (5/2). Bitcoin kemudian terkoreksi hingga ke level US$65.000 atau Rp 1,01 miliar tetapi berhasil rebound kembali. Pada perdagangan Jumat (8/3) pagi, data CoinMetrics menunjukkan harga Bitcoin menguat 0,13% ke level US$67.284 atau Rp 1,05 miliar.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...