Dow Jones Cetak Rekor, The Fed Diprediksi Masih Agresif Turunkan Bunga

Nur Hana Putri Nabila
30 September 2024, 06:12
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Antara
Ilustrasi - Bursa Wall Street. ANTARA/Reuters/Mike Segar
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Indeks bursa Amerika Serikat (AS) bergerak bervariasi pada perdagangan Jumat (27/9), dengan Dow Jones mencapai rekor penutupan tertinggi. Pergerakan indeks Wall Street didorong oleh rendahnya laporan inflasi AS, sehingga meningkatkan harapan terjadi penurunan suku bunga signifikan di pertemuan kebijakan Bank Sentral AS, Federal Reserve, pada November.

 Dow Jones Industrial Average naik 137,89 poin atau 0,33% menjadi 42.313,00. S&P 500 turun 7,20 poin atau 0,13% ke 5.738,17, dan Nasdaq Composite tergelincir 70,70 poin atau 0,39% menjadi 18.119,59. Ketiga indeks utama AS ini telah mencatatkan kenaikan selama tiga pekan berturut-turut.

 Sementara itu, imbal hasil obligasi dan nilai dolar AS melemah pada Jumat (27/9). Kemudian indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), indikator inflasi pilihan Federal Reserve, hanya naik 0,1% pada Agustus, setelah tumbuh 0,2% di Juli. Ekonom juga telah memprediksi kenaikan PCE sebesar 0,1%. Dalam 12 bulan hingga Agustus, indeks PCE naik 2,2%, menurun dari 2,5% pada bulan sebelumnya.

 Selain itu, pasar sangat yakin akan adanya penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poin pada pertemuan Federal Reserve di November. Berdasarkan alat prediksi CME FedWatch, kemungkinan penurunan suku bunga yang lebih besar, yaitu 50 basis poin, meningkat menjadi 56,7% setelah laporan inflasi terbaru, naik dari 49,9% sebelum data tersebut dirilis.

 Adapun data lain menunjukkan belanja konsumen AS sedikit lebih rendah dari perkiraan pada Agustus. Federal Reserve memulai siklus pelonggaran terbaru pada 18 September dengan pemotongan suku bunga 50 basis poin. 

 Kemudian ketegangan yang terus berlangsung di Timur Tengah, khususnya serangan Israel di Lebanon, turut meningkatkan permintaan untuk Treasury sebagai aset aman, mendorong harga obligasi naik dan menekan imbal hasil. Imbal hasil obligasi 10 tahun AS turun 3,5 basis poin menjadi 3,754%, dari 3,789% pada Kamis (26/9).

Kepala Ekonom di Annex Wealth Management, Brian Jacobsen, mengatakan bahwa Ketua The Fed, Jerome Powell, sedikit merasa lega setelah memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin, bukan 25 basis poin yang biasanya lebih umum. 

"Data mengenai pendapatan dan pengeluaran pribadi sejauh ini mendukung keputusan tersebut," kata Jacobsen dikutip Reuters, Senin (30/9).




Reporter: Nur Hana Putri Nabila

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...