Dolar AS Lanjutkan Penguatan, Bagaimana Proyeksi Nilai Tukar Rupiah Awal Pekan?

Rahayu Subekti
18 November 2024, 09:38
Rupiah
ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.
Uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Rabu (6/11/2024).
Button AI SummarizeBuat ringkasan dengan AI

Nilai tukar dolar Amerika Serikat terus menguat dalam sepekan terakhir yang membuat sejumlah mata uang lainnya melemah, termasuk rupiah. Hari ini, sejumlah ekonom memiliki prediksi berbeda setelah pergerakan dolar AS yang menguat beberapa hari ini. 

Analis komoditas dan mata uang, Lukman Leong, memperkirakan rupiah berpotensi bergerak di zona hijau. “Rupiah diperkirakan akan menguat terhadap dolar AS yang terpantau terkoreksi pagi,” kata Lukman kepada Katadata.co.id, Senin (18/11). 

Dia menjelaskan, dolar AS saat ini sudah overbought oleh sentimen Donald Trump. Lalu pada akhirnya, banyak investor untuk melakukan aksi profit taking. 

“Rupiah hari ini akan berada pada kisaran Rp 15.800 per dolar AS hingga Rp 15.900 per dolar AS,” ujar Lukman. 

Berdasarkan data Bloomberg pagi ini pukul 09.15 WIB, rupiah berada pada level Rp 15.851 per dolar AS. Level ini turun 22,50 poin atau 0,14% dari penutupan sebelumnya. 

Sementara itu, pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, memproyeksikan ada kemungkinan rupiah masih akan melanjutkan pelemahan hari ini. “Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp 15.860 per dolar AS hingga Rp 15.940 per dolar AS,” kata Ibrahim. 

Meski begitu, Ibrahim mengakui, dolar AS memang saat ini sudah melonjak ke level tertinggi dalam satu tahun. Hal itu terjadi di tengah meningkatnya ketidakpastian atas prospek suku bunga jangka pendek dan pasat juga tidak yakin atas prospek suku bunga di bawah Trump. 

Ibrahim menjelaskan, inflasi konsumen dan produsen AS juga terpantau stagnan untuk bulan Oktober. Sementata komentar dari pejabat Federal Reserve menunjukkan bank sentral lebih berhati-hati dalam memangkas suku bunga lebih lanjut. 

Ketua Fed Jerome Powell mengatakan ketahanan ekonomi AS berarti bank sentral perlu waktu untuk memangkas suku bunga lebih lanjut. “Komentarnya membuat para pedagang mengurangi ekspektasi untuk pemangkasan suku bunga Desember 2024,” ujar Ibrahim. 

Reporter: Rahayu Subekti

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...