Laba Tesla Melonjak Rp 9,78 Triliun Berkat Investasi di Bitcoin

Hari Widowati
31 Januari 2025, 10:42
Bitcoin, Tesla
Vecteezy.com/Sujin Jetkasettakorn
Kepemilikan Tesla di Bitcoin menyebabkan lonjakan besar dalam laba bersih yang dilaporkan untuk kuartal keempat karena perubahan aturan baru tentang bagaimana perusahaan memperhitungkan aset digital.
Button AI SummarizeMembuat ringkasan dengan AI

Kepemilikan Tesla di Bitcoin menyebabkan lonjakan besar dalam laba bersih yang dilaporkan untuk kuartal keempat karena perubahan aturan baru tentang bagaimana perusahaan memperhitungkan aset digital.

Pada tahun lalu, kepemilikan aset digital Tesla tercatat sebesar US$ 184 juta (Rp 3 triliun, kurs Rp 16.300/US$). Dalam laporan keuangan yang dirilis Rabu (29/1), kepemilikan aset digital Tesla melonjak menjadi US$ 1,08 miliar (Rp 17,6 triliun) pada periode Desember 2024.

Peningkatan ini terjadi setelah perubahan kebijakan terbaru dari Financial Accounting Standards Board (FASB). Aturan tersebut mengamanatkan agar kepemilikan aset digital perusahaan ditandai ke pasar setiap kuartal mulai awal 2025.

Sebelum perubahan peraturan FASB, perusahaan yang memiliki Bitcoin harus melaporkan kepemilikan mereka pada nilai terendah yang tercatat selama kepemilikan mereka, terlepas dari kenaikan harga selanjutnya.

Tesla mengatakan dalam laporan keuangannya bahwa perubahan tersebut menghasilkan peningkatan laba per saham sebesar 68 sen pada kuartal tersebut. CFO Tesla, Vaibhav Taneja, dalam paparan kinerja Tesla mengungkapkan laba bersih perusahaan dari aset digital melonjak US$ 600 juta (Rp 9,78 triliun).

“Penting untuk menunjukkan laba bersih Tesla pada kuartal keempat dipengaruhi oleh keuntungan mark-to-market sebesar US$ 600 juta dari Bitcoin karena adopsi standar akuntansi baru untuk aset digital,” kata Taneja, seperti dikutip CNBC, Kamis (30/1).

Reli Bitcoin di Era Trump

Pada akhir kuartal ketiga, kepemilikan Bitcoin Tesla tercatat dengan nilai US$ 184 juta (Rp 3 triliun), meskipun nilai pasar wajarnya jauh lebih tinggi yaitu US$ 729 juta (Rp 11,88 triliun). Itu berarti peningkatan aktual dalam nilai kepemilikannya pada periode tersebut adalah sekitar US$ 347 juta (Rp 5,65 triliun), yang mencerminkan reli Bitcoin pada kuartal keempat.

Sebagian besar kenaikan Bitcoin baru-baru ini terkait dengan optimisme seputar pemerintahan Trump yang kedua, yang sangat didukung oleh industri kripto. CEO Tesla, Elon Musk, adalah pendukung keuangan terbesar Trump dan sekarang menjadi penasihat utama di Gedung Putih. Sekutu lama Musk, David Sacks, dipilih Trump untuk menjadi Kepala AI dan kripto Gedung Putih.

Situs web pelacakan Bitcoin, Bitcoin Treasuries, menempatkan Tesla sebagai pemegang Bitcoin terbesar keenam di antara perusahaan-perusahaan publik dengan 11.509 Bitcoin senilai US$ 1,19 miliar (Rp 16,46 triliun). MicroStrategy menjadi perusahaan publik dengan kepemilikan Bitcoin terbesar di dunia, yakni sebanyak 471.107 Bitcoin senilai US$ 49,04 miliar (Rp 799,4 triliun). 

Laba dan pendapatan kuartal keempat Tesla tidak sesuai dengan ekspektasi analis karena penjualan mobil turun 8% dari tahun sebelumnya. Namun, harga sahamnya naik dalam perdagangan setelah jam kerja.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...