Tren Rugi Bersih Menimpa Emiten Perhotelan selama Semester I

Image title
14 Agustus 2020, 18:49
Ilustrasi, karyawan hotel melayani reservasi dan check-in. Imbas pandemi virus corona, kinerja emiten perhotelan rontok sepanjang semester I 2020.
ANTARA FOTO/Arif Firmansyah/hp.
Ilustrasi, karyawan hotel melayani reservasi dan check-in. Imbas pandemi virus corona, kinerja emiten perhotelan rontok sepanjang semester I 2020.

Adanya insentif dan penurunan sejumlah pos beban sedikit banyak mampu menahan efek negatif dari anjloknya pendapatan Hotel Sahid. Sehingga meski masih mencatatkan rugi bersih, laju peningkatan kerugian masih bisa ditekan di bawah level 12%.

3. PT Citra Putra Realty Tbk

PT Citra Putra Realty Tbk membukukan rugi bersih sebesar Rp 36,86 miliar sepanjang semester I 2020. Jumlah ini melonjak 143,34% dibandingkan kerugian yang dibukukan pada semester I 2019 sebesar Rp 15,15 miliar.

Torehan buruk yang dialami oleh Citra Putra Realty disebabkan karena performa pendapatan perseroan turun drastis sepanjang paruh pertama tahun ini. Per 30 Juni 2020 perseroan memperoleh pendapatan sebesar Rp 32,8 miliar, turun 59,78% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 81,58 miliar.

Sepanjang semester I 2020 pendapatan Citra Putra Realty dari segmen hotel tercatat sebesar Rp 21,57 miliar, anjlok 61,77% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemudian, pendapatan dari lini makanan dan minuman tercatat anjlok 54,52% menjadi Rp 10,71 miliar.

Kinerja Citra Putra Realty makin tertekan dengan penurunan pendapatan dari jasa giro, yang tercatat hanya Rp 8,78 juta sepanjang semester I 2020. Jumlah ini merosot 98,23% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 497,47 juta.

Kemudian, perseroan juga tidak mencatatkan pendapatan dari jasa manajemen, padahal pada semester I 2019 lini bisnis ini mampu menyumbang pendapatan sebesar Rp 4,81 miliar.

Memang, Citra Putra Realty mampu mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan sebesar 24,51% menjadi Rp 36,91 miliar. Namun penurunan beban ini tidak sebanding dengan penurunan kinerja pendapatan perseroan, sehingga hal ini menyebabkan laba kotor tergerus menjadi rugi Rp 4,1 miliar.

Selama semester I 2020, Citra Putra Realty melakukan beberapa kebijakan untuk meminimalisir dampak negatif pandemi corona. Di antaranya adalah melakukan restrukturisasi pembayaran kewajiban perbankan dan negoisasi pembayaran hutang ke supplier.

Kemudian dari sisi efisiensi internal, perseroan memberlakukan shift dan unpaid leave bagi staff, menghentikan pekerjaan outsourcing dan pemutusan kontrak lebih awal terhadap beberapa karyawan, khususnya yang berstatus tenaga kerja asing (TKA) atau expatriat.

Beberapa langkah ini agaknya berhasil meredam dampak negatif pandemi corona, terlihat dari beban usaha Citra Putra Realty yang turun signifikan sebesar 38,16% menjadi Rp 25,75 miliar sepanjang semester I 2020. Meski demikian, hal ini tak mampu mengangkat performa perseroan secara keseluruhan.

4. PT Nusantara Properti Internasional Tbk

Sepanjang semester I 2020 PT Nusantara Properti Internasional Tbk membukukan kerugian mencapai Rp 1,93 miliar. Padahal, pada periode yang sama tahun lalu perseroan mampu menorehkan laba sebesar Rp 2,89 miliar.

Per 30 Juni 2020 Nusantara Properti tercatat menorehkan kinerja pendapaan yang sangat buruk, dengan perolehan sebesar Rp 1,28 miliar. Jumlah ini merosot 89,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Dilihat per segmen, hampir seluruh lini pendapatan perseroan mencatatkan penurunan kinerja sepanjang semester I 2020. Di lini sewa kamar, pendapatan perseroan tercatat sebesar Rp 847,78 juta, anjlok 92,48% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kemudian dari lini makanan dan minuman perseroan hanya mampu meraup pendapatan sebesar Rp 177,32 juta, anjlok 78,49% dibandingkan semester I 2019. Sementara pendapatan lainnya tercatat sebesar Rp 33,36 juta, turun 62,92% dibandingkan semester I 2019.

Sepanjang paruh pertama tahun ini hanya pendapatan lini jasa manajemen perhotelan yang tercatat tidak turun, yakni sebesar Rp 255 juta. Jumlah ini tidak mengalami perubahan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Sebagai informasi, Nusantara Properti memiliki hotel, vila, dan resort di beberapa kota, selain itu perseroan juga mengelola Luna2 Seminyak di Provinsi Bali.

Nusantara Properti juga mengelola The Seri Villas di Seminyak serta sejumlah resort seperti Takabonerate Resort di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Kemudian Maratua Beach Resort di Kalimantan Utara, dan Surfer Paradise Resort di Pulau Rote.

Mengutip keterangan manajemen dalam keterbukaan informasi, imbas pandemi corona seluruh operasional perseroan di Bali ditutup total. Hal inilah yang menyebabkan pendapatan Nusantara Properti turun tajam sepanjang semester I 2020.

Reza memperkirakan pemulihan industri perhotelan bergantung kepada aktivitas normal masyarakat. Itu sebabnya, pemulihan bisnis perhotelan mungkin terjadi jika vaksin Covid-19 sudah ditemukan atau masyarakat sudah kembali terbiasa hidup berdampingan dengan virus ini.

“Bisa jadi tahun depan baru pulih, ketika orang sudah terbiasa pandemi atau vaksin sudah ditemukan. Sehingga liburan orang kembali normal,” ujarnya.

Sementara itu, Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee memprediksi kinerja sektor perhotelan baru pulih pada tahun depan. Usai pandemi virus corona mereda, saat itulah masyarakat baru mulai memperbaiki usahanya.

Ia mengatakan sektor pariwisata merupakan sektor yang paling parah menerima dampak negatif virus corona. Padahal, jika saja pandemi tersebut tidak muncul, maka sektor pariwisata memiliki prospek gemilang tahun ini.

“Perhotelan merupakan bisnis yang paling terdampak pandemi corona dan pemulihan juga membutuhkan waktu lama, mungkin baru tahun depan,” kata Hans kepada Katadata.co.id.

Halaman:
Reporter: Muchammad Egi Fadliansyah
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...