Jadi Orang Terkaya ke-4 RI, Bagaimana Kondisi Bisnis Prajogo Pangestu?

Sorta Tobing
4 September 2020, 14:12
prajogo pangestu, orang terkaya ri, barito pacific, chandra asri
Arief Kamaludin|KATADATA
Posisi taipan Prajogo Pangestu (tampak pada foto) tergeser oleh Sri Prakash Lohia dari orang terkaya nomor tiga di Indonesia menjadi peringkat empat.

President Director Barito Pacific Agus Salim Pangestu sebelumnya mengatakan pandemi Covid-19 menjadi momentum tepat memasuki ekonomi hijau. "Namun perlu waktu dan komitmen," ujar dia pada webinar Katadata SAFE Forum 2020 bertajuk Shifting Paradigm: From Business as Usual to Sustainable pada 26 Agustus lalu.  

Agus menganalogikan jika saat ini Indonesia masih berada di gigi satu, maka perubahan di kala pandemi bisa menjadi titik tolak menuju gigi tiga. Namun, perubahan yang mendadak perlu kehati-hatian.

Sebagai contoh, berkurangnya aktivitas produksi kayu bukan berarti era penebangan pohon di Indonesia berakhir. Kenyatannya, industri kayu hanya berpindah dari Indonesia ke negara-negara lain di wilayah Afrika, Amerika Selatan, hingga Rusia. Sedangkan hutan di RI tetap dihantam industri lain seperti sawit dan batu bara. “Perubahan mendadak ini menciptakan masalah baru terhadap lingkungan,” kata Agus.

Tentang Prajogo Pangestu

Melansir dari berbagai sumber, Prajogo lahir di Sambas, Kalimantan Barat, 13 Mei 1944. Pria bernama asli Pang Djoem Phen ini berasal dari keluarga miskin keturunan Hakka, Tionghoa. Ayahnya, Phang Siu On, bekerja sebagai penyadap getah pohon karet.

Kondisi tersebut membuat Prajogo terpaksa putus sekolah dan merantau ke Jakarta. Tapi di ibu kota tak ada pekerjaan untuknya. Ia pun kembali ke kampung halaman dan menjadi sopir angkutan umum jalur Singkawang-Pontianak.  

Pada 1960, mengutip Kumpauran.com, ia bertemu dengan pengusaha Malaysia, Bong Su On alias Burhan Uray. Mulai dari sinilah nasibnya berubah. Prajogo lalu bekerja di perusahaan Burhan, PT Djajanti Group, pada 1969.

Tak butuh waktu lama baginya untuk menjabat General Manager Pabrik Plywood Nusantara di Gresik, Jawa Timur. Hanya setahun ia memegang jabatan itu dan mencoba berbisnis sendiri. Dengan modal pinjaman dari Bank BRI, Prajogo membeli perusahaan kayu CV Pacific Lumber Coy.

Prajogo kemudian mengganti nama Pacific Lumber menjadi PT Barito Pacific Lumber. Dari sinilah bisnisnya terus berkembang. Ia kemudian mendirikan perusahaan bahan baku plastik Chandra Asri dan Tri Polyta Indonesia.

Krisis moneter 1997-1998 sempat membuat perusahaannya morat-marit. Utang Chandra Asri dan Tri Polyta melonjak drastis. Prajogo memperbaiki bisnisnya dengan menggabungkan perusahaan-perusahaan miliknya dalam satu induk usaha, yaitu Barito Group.

Pada Agustus 2019, Presiden Joko Widodo memberikan Prajogo penghargaan Bintang Jasa Utama. Ia dianggap sebagai tokoh nasional yang berjasa bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa serta negara.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...