Melirik Saham Bank Permata yang Meroket Usai Dikuasai Bangkok Bank

Safrezi Fitra
13 Oktober 2020, 07:00
Sebanyak 33 perusahaan merelokasi bisnisnya dari Tiongkok. Namun, tidak ada satupun yang masuk ke Indonesia.
123RF.com/Bakhtiar Zein

"Artinya masih ada peluang saham Bank Permata naik lagi ke harga Rp 2.700 per saham. Jika pun harga mampu break out di PBV 2,2 kali, bisa lanjut PBV 2,3 kali di harga Rp 2.900 per saham," kata Sukarno kepada Katadata.co.id, Senin (12/10).

Ia mengatakan secara teknikal jika melihat secara bulanan, harga saham bank Permata sudah menyentuh area resistance. Jika mampu bertahan pada level resistance ini, maka peluang kenaikan akan terus berlanjut. "Tapi biasanya harga bisa koreksi dulu karena sudah naik signifikan," kata Sukarno.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Ardiastama mengatakan investor memiliki ekspektasi tinggi terhadap komitmen Bank Bangkok setelah menjadi induk Bank Permata. Makanya saham Bank Permata permata menjadi incaran dan harganya melambung dalam beberapa hari terakhir ini.

Menurutnya, secara teknikal tren kenaikan BNLI masih bisa berlanjut. Namun, ada juga potensi penurunan dalam jangka waktu pendek. Investor perlu melakukan antisipasi terhadap reaksi pasar yang terlalu tinggi. "Kinerja Bank Permata tahun ini juga perlu diperhatikan agar pergerakan harga dan fundamentalnya berjalan seiringan," ujarnya kepada Katadata.co.id, Senin (12/10).

Kinerja Keuangan Bank Permata

Sepanjang semester I tahun ini, Bank Permata mengalami penurunan laba bersih setelah pajak sebesar 48% menjadi Rp 366 miliar dari posisi Juni 2019 senilai Rp 711 miliar. Meski pendapatan bunga bersih tumbuh 12% dan pendapatan operasional selain bunga 8%. Namun, beban operasional selain bunga bunga juga naik 3%.

Meski begitu, performa keuangan Bank Permata setelah integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia akan menjadi semakin kuat. Berdasarkan dalam paparan publik Agustus lalu Bank Permata menyampaikan gambaran integrasu ini dengan mengacu laporan keuangan semester I.

Rasio kecukupan modal (CAR) meningkat dari 21,3% menjadi 33,4%. Sementara rasio kredit bermasalah atau NPL Gros turun dari 3,7% menjadi 3,1%. Total aset setelah integrasi akan naik 21,7% menjadi Rp 192,3 triliun, bahkan total modalnya naik hingga 95,2% menjadi Rp 44,9 triliun. Inilah yang membuat Bank Permata naik kelas menjadi bank BUKU IV.

Tak hanya menguasai saham, Bank Bangkok pun berkomitmen mengembangkan Bank Permata. Bangkok Bank bersama Bank Permata akan memperkuat kerjasama dengan korporasi dan UKM dalam skala bisnis Asia. Untuk mempercepat realisasinya, Bangkok Bank menargetkan integrasi dengan Bank Permata dan Bangkok Bank Indonesia bisa selesai Desember tahun ini.

Halaman:
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...