Menilik Potensi Kinerja Keuangan dan Saham Indosat dan Tri usai Merger

Image title
20 September 2021, 20:29
Indosat, Tri, Merger dan Akuisisi
Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sejumlah pengemudi sepedah motor melintas di depan gedung Indosat, Jakarta Pusat (20/2)

"Jadi perkiraannya masih akan cenderung konsolidasi dengan kecenderungan melemah dulu," kata Sukarno.

Hal itu terlihat dari perdagangan saham Indosat pada dua hari terakhir. Pada 17 September 2021 harga sahamnya turun 3,16% menjadi Rp 6.900. Lalu pada perdagangan selanjutnya 20 September 2021 turun 1,45% menjadi Rp 6.800.

Meski dalam dua hari terakhir harga saham Indosat turun, sejak awal tahun tercatat harga sahamnya mengalami penguatan signifikan 34,65%. Bahkan, harga saham Indosat tercatat mampu menguat hingga 175,3% dalam setahun terakhir.

Nasib Frekuensi

Terkait dengan merger, Director & Chief Operating Officer Indosat Vikram Sinha optimistis kejadian merger PT XL Axiata Tbk dengan PT AXIS Telekom terkait frekuensi tidak terulang lagi. Pasalnya, peraturan yang berlaku saat ini berbeda dengan peraturan pada merger XL dengan AXIS pada 2014 lalu.

Seperti diketahui, merger XL dengan AXIS membuat perusahaan hasil merger tidak mengantongi izin penggunaan frekuensi secara penuh. Frekuensi milik AXIS sebesar 10 MHz di frekuensi 2.100, dikembalikan ke pemerintah. Sementara frekuensi 1.800 sejumlah 15 MHz, diberikan kepada XL setelah merger.

Peraturan baru tersebut tercantum dalam Undang-Undang nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja untuk sektor pos, telekomunikasi, dan penyiaran. Dalam Peraturan Pemerintah turunannya dijelaskan, penyelenggara telekomunikasi pemegang izin penggunaan spektrum frekuensi radio dapat melakukan kerja sama penggunaan spektrum frekuensi radio untuk penerapan teknologi baru dengan penyelenggara telekomunikasi lainnya.

Vikram meyakini dengan peraturan omnibus law ini, Indosat Ooredoo Hutchison akan memiliki maksimal frekuensi. Peraturan baru tersebut juga dinilai sangat penting bagi bisnis di sektor telekomunikasi.

Menurutnya, pemerintah juga memiliki kepentingan pemanfaatan spektrum secara efektif, terlebih di tengah pandemi Covid-19. "Itu sebabnya omnibus law yang mendukung para pemegang saham seberapa yakin mereka siap berinvestasi," kata Vikram ketika ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (17/9).

Vikram mengatakan merger Indosat Ooredoo Hutchison tidak bisa disamakan nasibnya dengan merger XL Axiata. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, perah industri telekomunikasi sangat penting bagi pemerintah. Sehingga, spektrum maksimal untuk Indosat bisa membantu efektivitas.

"Jadi kami bekerja dengan semua pejabat pengatur dan kami akan melangkah selangkah demi selangkah. Tapi perbandingan itu salah ketika membandingkan XL Axiata dengan Indosat," katanya.

Halaman:
Reporter: Ihya Ulum Aldin
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...