Berada di Zona Merah sejak IPO, Mitratel Dinilai Berprospek Positif

Andi M. Arief
24 November 2021, 14:51
Mitratel, BUMN
ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/aww.
Karyawan melintas di depan layar yang menampilkan informasi pergerakan harga saham di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (20/5/2020).

Oleh karena itu, Nicholas dan Raymond memprediksikan tingkat pertumbuhan tahunan majemuk (CAGR) Mitratel pada 2021-2023 pasca melantai di bursa mencapai 44,8%. Sementara itu, CAGR pendapatan pada periode yang sama diproyeksi mencapai 10%.

Alhasil, Nicholas dan Raymond merekomendasikan buy untuk emiten berkode MTEL ini di harga Rp 1.200 per saham. Angka itu dipilih dengan asumsi EV/Ebitda perseroan sekitar 18,1 kali.

EV/EBITDA adalah rasio valuasi untuk menetukan tinggi atau rendahnya harga sebuah saham. Investor dapat menentukan hal itu dengan membandingkan EV/EBITDA sebuah emiten dengan EV/EBITDA industri maupun perusahaan sejenis lain.

Seperti diketahui, MTEL telah melantai di bursa nasional sejak Senin (22/11). Harga pembukaan MTEL ada di posisi Rp 800 per saham, namun harga saham emiten itu berada di level Rp 775 pada penutupan Selasa (23/11).

Berdasarkan data Simpliwallst, harga MTEL saat ini undervalue jika melihat rasio price to earning (PER) sebanyak 55,49 kali. Adapun, PER industri menara telekomunikasi saat ini adalah, 22,1 kali, sedangkan PER pasar di posisi 21,3 kali.

Analis SSI Yoshua Zisokhi menghitung EV/EBITDA MTEL di posisi harga Rp 775 per saham adalah 15,8 kali pada tahun ini. Pada tahun depan, angka itu akan menyusut menjadi 11,4 kali.

Namun demikian, EV/EBITDA Mitratel cukup tinggi jika dibandingkan dengan emiten lain seperti PT Sarana Menara Nusantara Tbk. atau TOWR dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. atau TBIG. Pada tahun ini, menurut Yoshua, EV/EBITDA TOWR mencapai 11,5 kali, sedangkan TBIG adalah 16,8 kali.

Di sisi lain, Yoshua menemukan koondisi keuangan MTEL cukup sehat dengan rasio debt to equity ratio (DER hanya 0,9 kali pada semester I-2021. Sementara itu, rasio net debt/EBITDA hanya 2,3 kali.

"Kondisi keuangan yang sehat tentu akan mendukung ekspansi perseroan. Langkah ekspansi tentu akan mudah dicapai setelah emndapat dukungan dana hasil IPO dengan target penggunaan untuk akuisisi 6.000 menara baru," tulis Yoshua dalam risetnya. 

Halaman:
Reporter: Andi M. Arief
Editor: Lavinda
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...