Sari Roti Siapkan Rp 374 Miliar untuk Beli Kembali Sahamnya
Produsen roti PT Nippon Indosari Corpindo Tbk atau yang dikenal Sari Roti, bakal membeli kembali sahamnya alias buyback periode keempat. Perusahaan dengan kode saham ROTI menyiapkan tersebut dana maksimum Rp 374 miliar untuk menyerap paling banyak 220 juta saham. Aksi korporasi tersebut rencananya bakal dilaksanakan 21 Januari hingga 20 April 2022.
"Perseroan membatasi harga pembelian saham sebesar maksimum Rp 1.700 per lembar saham," tulis manajemen PT Nippon Indosari dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia alias BEI, Rabu (19/1).
Manajemen Sari Roti mengatakan, pembelian kembali saham tidak mengakibatkan penurunan pendapatan. Selain itu, aksi korporasi juga tidak memberikan dampak atas anggaran pembiayaan, mengingat dana yang digunakan adalah milik internal ROTI yang berasal dari kegiatan operasional.
Di sisi lain, pelaksanaan pembelian kembali saham diharapkan dapat menstabilkan harga dalam kondisi pasar yang fluktuatif. Aksi ini juga memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola modal jangka panjang, dengan nilai optimal.
Adapun, pembelian kembali saham akan dilaksanakan melalui transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk itu, perseroan akan menggunakan jasa dari perantara pedagang efek.
“Perseroan telah menunjuk PT BCA Sekuritas sebagai perusahaan efek yang akan melakukan transaksi pembelian kembali,” jelas manajemen.
Berdasarkan laporan keuangannya, Sari Roti membukukan pertumbuhan laba sebesar 65 % untuk periode Januari hingga September 2021 menjadi Rp 209,74 miliar. Capaian tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, yakni Rp 127,19 miliar.
Pertumbuhan laba emiten yang berkode ROTI tersebut ditopang oleh turunnya beban usaha sebesar 13,61% sepanjang periode Januari-September 2021 (yoy). Sedangkan, penjualan produsen Sari Roti tersebut justru turun tipis 0,22% (yoy) menjadi Rp 2,43 triliun hingga kuartal ketiga tahun ini.
Aset ROTI sepanjang periode Januari-September 2021 menyusut 4,35% menjadi Rp 4,26 triliun dari posisi akhir 2020 (year to date/ytd). Penyusutan aset tersebut seiring turunnya ekuitas sebesar 8,53% (ytd) menjadi Rp 2,95 triliun pada akhir kuartal III-2021. Sedangkan, kewajiban produsen roti tersebut justru meningkat 6,68% (ytd) menjadi Rp 1,31 triliun pada akhir September 2021.
Berdasarkan data RTI Bussiness, saham ROTI ditutup menguat 6,87 % ke level Rp 1.400 per lembar pada penutupan perdagangan, Rabu (19/1). Namun, investor asing tercatat melakukan aksi jual sebanyak Rp 3,5 juta saham di seluruh market, hari ini.
Adapun sepanjang tahun ini, harga saham ROTI sudah naik 2,9 %, Bahkan, dalam sepekan terakhir harga saham Sari Roti tercatat tumbuh 7,69 %. Hingga penutupan perdagangan hari ini, kapitalisasi pasar untuk saham ROTI mencapai Rp 8,6 triliun.