Setelah Bertahun-tahun Rugi, IATA Raup Untung Rp135 M Kuartal I 2022
"Baru-baru ini, perseroan memperluas portofolio energi masuk ke sektor minyak dan gas. Kami berharap dapat menjajaki peluang investasi lain di sektor energi, seperti sumber daya terbarukan," kata Hary dalam keterangan tertulisnya.
Terkait kinerja Operasional, BCR mencatatkan produksi 852.322 MT pada kuartal I 2022, atau naik 95,4% dibanding produksi kuartal I 2021 sebanyak 436.251 MT. Salah satu IUP, yakni PT Putra Muba Coal (PMC) menyumbang 66.9% dari total produksi BCR kuartal I ini.
Penjualan batu bara meningkat seiring peningkatan produksi. Perseroan mencatat penjualan sebesar 823.543 MT pada kuartal I 2022, naik 70,3% dibanding 483.719 MT pada kuartal yang sama tahun lalu. China, India, Vietnam, Thailand dan Malaysia merupakan negara tujuan ekspor batu bara perseroan.
Peningkatan produksi ini memanfaatkan momentum tingginya permintaan dan harga batu bara di pasar internasional. Peningkatan ini tidak luput dari beberapa faktor, antara lain: Pertama, harga gas dan minyak yang tinggi sehingga banyak yang beralih ke batu bara.
Kedua, embargo komoditas energi Rusia akibat invasi Rusia ke Ukraina. Ketiga, energi yang terbarukan masih belum dapat diandalkan untuk menggantikan peran batu bara. Keempat, pemulihan ekonomi pasca pelonggaran lockdown Covid-19.
Sepanjang 2022, BCR menargetkan produksi sebesar 7,8 juta MT dari empat IUP yang dimiliki yakni, PMC, PT Bhumi Sriwijaya Perdana Coal (BSPC), PT Indonesia Batu Prima Energi (IBPE), PT Arthaco Prima Energi (APE). Khusus area tambang IBPE dan APE akan mulai beroperasi pada kuartal kedua tahun ini.