Mitra Keluarga Siapkan Dana Rp 250 Miliar untuk Beli Kembali Saham
PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) menyiapkan dana maksimum Rp 250 miliar untuk membeli kembali atau buyback saham. Aksi korporasi ini merupakan buyback tahap keempat yang dilakukan perseroan.
Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perseroan berencana menyerap paling banyak 100 juta saham. Adapun, buyback ini mulai dilaksanakan hari ini (13/5) hingga 11 Agustus 2022 mendatang.
"Perseroan membatasi harga pembelian saham sebesar maksimum Rp 2.500 per lembar saham," tulis manajemen MIKA dalam keterbukaan informasi, dikutip Jumat (13/5).
Manajemen MIKA mengatakan, pembelian kembali saham akan dibiayai dari kas internal perseroan, sehingga tidak akan membutuhkan biaya tambahan dan tidak berdampak signifikan kepada penurunan pendapatan. Pelaksanaan buyback juga merupakan langkah perseroan untuk menstabilkan harga di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Aksi korporasi ini juga akan memberikan fleksibilitas bagi perseroan dalam mengelola jangka panjang di mana saham treasuri dapat dijual di masa yang akan datang dengan nilai yang lebih optimal.
Pembelian kembali saham akan dilaksanakan melalui transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Untuk itu, perseroan akan menggunakan jasa dari perantara pedagang efek. "Rencana pembelian kembali saham akan mengakibatkan penurunan jumlah saham beredar, namun diperkirakan akan meningkatkan laba per saham perseroan," lanjut manajemen.
Sebelumnya, perseroan telah melaksanakan aksi buyback tahap ketiga pada 11 Februari hingga 10 Mei lalu. Pada periode ketiga tersebut, perseroan menyerap sebanyak 119,91 juta saham senilai Rp 262,72 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I 2022, perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp 269,36 miliar atau turun 14,85% dari perolehan laba pada periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 316,34 miliar.
Penurunan laba bersih seiring dengan pendapatan perseroan yang menyusut sepanjang kuartal I 2022. MIKA mencatatkan penurunan pendapatan bersih sebesar 9,23% menjadi Rp 1,09 triliun dari sebelumnya sebesar Rp 1,20 triliun.
Pendapatan di segmen rawat inap turun hingga 12,20% secara tahunan menjadi Rp 713.80 miliar dari sebelumnya sebesar Rp 812,97 miliar. Dengan rincian, pendapatan obat dan perlengkapan medis turun menjadi Rp 308,49 miliar dari sebelumnya Rp 378,37 miliar. Kemudian, pendapatan kamar rawat inap juga turun menjadi Rp 143,94 miliar dari sebelumnya Rp 166,10 miliar, dan pendapatan dari layanan penunjang medis turun dari sebelumnya Rp 127,05 miliar menjadi Rp 139,94 miliar di kuartal I 2022.
Sementara itu, segmen rawat jalan berkontribusi hingga Rp 378,89 miliar atau menyusut 3,05% secara tahunan dari sebelumnya sebesar Rp 378,89 miliar. Berdasarkan wilayahnya, Jakarta dan Jawa Barat mengalami penurunan pendapatan sebesar 1,70% menjadi Rp 940,74 miliar. Penurunan juga dialami oleh wilayah Tegal dan Surabaya hingga 38,43% menjadi Rp 151,96 miliar.
Hingga akhir kuartal I 2022 total aset MIKA tercatat sebesar Rp 6,84 trilun atau menurun tipis 0,26% dibanding akhir tahun 2021 yang tercatat sebesar Rp 6,86 triliun. Sementara itu, total liabilitas perseroan tercatat naik 3,26% menjadi Rp 966,31 miliar dan total ekuitasnya menurun 0,81% menjadi Rp 5,87 triliun.
Pada perdagangan Jumat ini (13/5), harga saham MIKA terpantau melemah 2,97% ke level Rp 2.610 per saham dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 37,18 triliun. Sejak awal tahun, saham MIKA sudah melesat Rp 15,49%.