Mitratel Berpotensi Raup Pendapatan Rp 6,9 T Usai Caplok 6.000 Menara
"Pengalihan 6.000 menara telekomunikasi ini dapat menjadi modal utama untuk market expansion dan mendukung akselerasi implementasi jaringan 5G di Indonesia, menambah alat produksi Mitratel," ungkap Direktur Utama Mitratel Theodorus Ardi Hartoko.
Teddy menambahkan, aksi korporasi berkelanjutan dari Telkomsel dan Mitratel ini diharapkan memperkuat momentum kedua perusahaan dalam memastikan terciptanya pengelolaan aset dan perluasan lini bisnis yang dapat mendorong pertumbuhan kinerja perusahaan.
Sementara itu, Direktur Utama Telkomsel Hendri Mulya Syam mengatakan dengan disepakatinya perjanjian jual beli untuk pengalihan kepemilikan 6.000 menara telekomunikasi kepada Mitratel, Telkomsel akan fokus pada transformasi perusahaan melalui pengembangan portofolio perusahaan di bisnis digital.
Sebagai gambaran, hingga semester pertama tahun ini, Mitratel tercatat membukukan laba bersih senilai Rp 892 miliar, naik 27,2% dari periode yang sama di tahun lalu. Kontributor utama dari peningkatan laba ini diakibatkan oleh marjin EBITDA dari portfolio penyewaan menara yang bertumbuh menjadi 85,2%.
Sedangkan, pendapatan perusahaan tercatat mengalami kenaikan sebesar 15,5% dari tahun lalu menjadi Rp 3,72 triliun.
Mayoritas kontribusi pendapatan MTEL berasal dari pendapatan sewa menara yang mengalami pertumbuhan sebesar 13,5%, dari Rp 2,93 triliun menjadi Rp 3,33 triliun di semester I tahun ini. Lalu, kontribusi lainnya berasal dari tower-related business yang meningkat 35,4% menjadi Rp 399 miliar.
Jumlah menara yang dimiliki Mitratel tercatat sebanyak 28.787 menara sampai dengan enam bulan pertama tahun ini atau bertambah 5.555 menara atau 23,9% dari semester I-2021. Jumlah tenant meningkat 20,3%, dari 36.507 pada menjadi 43.900 tenant.