Pemerintah Cari Partner Asing Kelola Bandara Soetta

Agustiyanti
18 Oktober 2022, 13:57
bandara soekarno hatta, investor asing, bandara, soetta, kementerian BUMN
ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/foc.
Ilustrasi. Bandara Soekarno Hatta menjadi salah satu badara tersibuk di ASEAN.

Pemerintah tengah mencari partner asing untuk ikut mengelola Bandara Soekarno Hatta. Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan partner asing dibutuhkan seiring meningkatnya kebutuhkan investasi, salah satunya untuk memperluas runaway bandara. 

"Rencana untuk mencari partner asing ini berdasarkan pada permenhub (peraturan menteri perhubungan) yang baru, Angkasa Pura bisa mengkerjasamakan bandara dan membentuk joint venture," ujarnya dalam Konferensi Pers SOE Conference, Selasa (18/10). 

Ia menjelaskan, partner asing dibutuhkan untuk meningkatkan kapasitas Bandara Soekarno Hatta. Lalu lintas penumpang di bandara terbesar di Indonesia ini pulih dengan sangat cepat setelah dihantam pandemi Covid-19. 

"Sebelum covid-19, sudah ada rencana perluasan runaway. Kami lihat recovery dari traffic Bandara Soekarno Hatta setelah Covid-19 sangat cepat dan sudah mencapai 80%. Ini memberikan kesempatan untuk mengakselerasi," ujarnya. 

Ia menilai banyak investor asing yang akan tertarik untuk berinvestasi di Bandara Soekarno Hatta. Soetta saat ini merupakan salah satu bandara tersibuk di Asia dengan jumlah penumpang diperkirakan akan mencapai 100 juta per tahun dalam beberapa tahun ke depan. 

PT Angkasa Pura II sebelumnya telah menggandeng partner asing asal India, GMR Airports Consortium untuk mengelola Bandara Kualanamu, Medan. Keduanya membentuk  PT Angkasa Pura Aviasi (APA), yang pada saat ini lebih dikenal dengan AVI yang resmi mengelola Bandara Kualanamu sejak Juli 2022.

GMR memiliki 49% saham Angkasa Pura Aviasi, sedangkan PT Angkasa Pura II memiliki 5% saham. Hingga saat ini GMR tengah mengelola 41 bandara di seluruh dunia, termasuk di antaranya Bandara Cebu (Filipina), Bandara Internasional Delhi dan Bandara Internasional Kastelli di Heraklion, Yunani.

AVI rencananya akan memperoleh suntikan dana mencapai Rp 15 triliun untuk memperbaiki berbagai macam aspek pada Bandara Internasional Kualanamu selama masa kontrak 25 tahun ke depan. Melalui berbagai perbaikan tersebut, Bandara Kualanamu diharapkan menjadi salah satu hub internasional.

Cek juga data ini

Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...