Global S&P Tingkatkan Peringkat Bumi Resources, Apa Saja Penilaiannya?
Lembaga pemeringkat S&P Global menarik peringkat kredit penerbit jangka panjang 'CCC' di PT Bumi Resources Tbk atau BUMI atas permintaan perusahaan.
Pada saat penarikan, stand alone credit profile (SACP) BUMI sudah membaik setelah pelunasan utang US$ 1,7 miliar menggunakan dana sebesar US$ 1,6 miliar. Dana itu hasil dari penerbitan saham baru melalui mekanisme tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (non HMETD) atau non preemptive rights issue pada pertengahan Oktober 2022.
“BUMI kini dapat menerima dan mempertahankan dividen dari anak perusahaan secara signifikan, meningkatkan arus kas bebas dan likuiditasnya,” ujar Global S&P dalam risetnya, Jumat (27/1).
Dengan tidak adanya risiko refinancing jangka pendek serta adanya penguatan profil keuangan dan likuiditas perusahaan, lembaga itu merevisi atas pandangan tentang SACP Bumi menjadi B- atau B minus. Pandangan akan mengikuti pelunasan hutang perusahaan yang belum terbayar.
Penerbitan HMETD BUMI telah membawa kontrol baru entitas pemegang saham, yakni Mach Energy (Hong Kong) Ltd.
Sebagai informasi, November 2022 lalu pemegang saham juga menyetujui bahwa konglomerat Grup Salim dan mantan bankir investasi Agoes Projosasmito, bersama keluarga Bakrie akan menyerap saham baru tersebut. Hal itu disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
Berdasarkan pengumuman notaris, perusahaan tambang batu bara milik Grup Bakrie itu memperoleh persetujuan dari pemegang saham yang mewakili sekitar 97% dari total sahamnya. "Kuorum 56,98%, agenda disetujui hampir dengan suara bulat," ujar Direktur Dileep Srivastava.
Dalam pengumuman tertulis, BUMI memastikan investor yang akan menyerap saham BUMI antara lain, Mach Energy (Hong Kong) Limited (MEL), dan Treasure Global Investments Limited (TGIL).
Berdasarkan komposisinya, MEL dimiliki oleh tiga investor. Pertama, Mach Energy (Singapura) Pte Ltd menggenggam 42,5% saham. Ini merupakan pihak yang dikendalikan oleh Anthoni Salim, sekaligus perusahaan yang tergabung dalam Grup Salim. Kedua, PT Bakrie Capital Indonesia memiliki 42,5% saham MEL. Ini merupakan perusahaan dalam kendali Grup Bakrie. Ketiga, Clover Wide Limited menguasai 15% saham MEL.
“Peringkat BUMI di CreditWatch dengan implikasi positif saat penarikan itu, mencerminkan potensi kami untuk meningkatkan perusahaan hingga dua volume,” lanjut risetnya.