Kekayaan CEO SoftBank Ambles Rp 10,3 Triliun, Ini Penyebabnya
Harta kekayaan petinggi perusahaan konglomerat asal Jepang, SoftBank, Masayoshi Son, ambles US$ 621 juta atau sekitar Rp 10,3 triliun pada Kamis ini (10/8). Merosotnya harta Masayoshi ditengarai akibat pengumuman penurunan kinerja keuangan di kuartal kedua tahun ini dan gugatan kepada perusahaan yang didanai SoftBank, IRL.
Dengan penurunan tersebut, kini harta kekayaan bersih Masayoshi sebagaimana data The Real Time Billionaire List Forbes turun 2,36% menjadi sebesar US$ 25,7 miliar.
Sebagaimana diketahui, SoftBank melalui Vision Fund menanamkan modalnya di sejumlah perusahaan teknologi raksasa seperti Apple, Qualcomm, Foxconn dan ratusan perusahaan lainnya, termasuk di saham Grab, perusahaan e-commerce Alibaba dan Coupang di Korea Selatan hingga berinvestasi di saham PT GoTo Gojek Tokopedia (GOTO).
Namun, semenjak rontoknya saham teknologi tahun lalu, SoftBank Grup mulai melepas sebagian sahamnya seperti di Alibaba pada April 2023 dari sebelumnya 15% menjadi kurang dari 4%.
Sedangkan, di perusahaan ride-hailing Uber, SoftBank juga menjual seluruh kepemilikan sahamnya periode April hingga Juli tahun lalu karena kerugian Vision Fund yang membengkak. Begitu halnya dengan investasi SoftBank di GOTO kini tersisa sekitar 7% kepemilikan.
Hingga kuartal kedua 2023, Grup SoftBank melaporkan kerugian bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar 477,6 miliar yen yang setara $3,3 miliar.
Angka ini jauh di bawah perkiraan analis yang memprediksi laba 75 miliar yen, tetapi jauh lebih lemah daripada kerugian tajam 3,16 triliun yen yang dicatat perusahaan pada periode yang sama tahun lalu.
Meski begitu, Vision Fund SoftBank masih membukukan kenaikan investasi sebesar 159,8 miliar yen ($1,1 miliar), kenaikan pertama dalam lima kuartal berturut-turut. Kenaikan itu terutama diuntungkan dari investasi SoftBank melalui anak usahanya di bisnis produsen cip, Arm.
Dikutip dari CNBC International, CFO SoftBank Yoshimitsu Goto menyatakan, saat ini perusahaan cenderung kembali berhati-hati dalam melakukan investasi setelah sebelumnya mengurangi aktivitas tersebut karena kondisi pasar yang suram.
“Berdasarkan tren ini kami juga ingin membuat keseimbangan yang baik antara gas dan rem untuk melanjutkan kegiatan investasi,” kata Goto.
Terbaru, Vision Fund SoftBank juga mengajukan gugatan terhadap pendiri salah satu perusahaan portofolionya pada hari Senin. SoftBank menuduh bahwa mereka secara artifisial meningkatkan metrik pengguna, berbohong kepada dana tentang kinerja dan menagih dana jutaan.
Startup media sosial IRL yang ramai diluncurkan pada April 2021 merupakan salah satu aplikasi media sosial yang tumbuh paling cepat untuk Generasi Z, menurut pengaduan di pengadilan federal San Francisco.
SoftBank menginvestasikan $150 juta di IRL melalui unit Vision Fund sebulan setelah aplikasi itu diluncurkan dengan membeli $125 juta dalam bentuk saham dari perusahaan dan $25 juta lainnya dari orang dalam termasuk CEO Abraham Shafi serta Noah Shafi dan Yassin Aniss.
SoftBank percaya bahwa IRL memiliki 12 juta pengguna aktif bulanan. Tapi, angka-angka itu ternyata bohong karena banyak pengguna platformnya tersebut merupakan pengguna palsu alias bot.