Citilink dan Pelita Air Bakal Dilebur, Target Rampung Tahun Ini

Patricia Yashinta Desy Abigail
31 Agustus 2023, 16:19
Citilink dan Pelita Air Bakal Dilebur, Target Rampung Tahun Ini
ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU
Pesawat udara Airbus A320 yang dioperasikan maskapai penerbangan Citilink. Kementerian BUMN berencana menggabungkan Citilink dengan Pelita Air. Sedangkan Garuda Indonesia menjadi entitas tersendiri.

Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjelaskan skema terbaru mengenai merger atau penggabungan usaha maskapai pelat merah. Citilink akan digabung dengan Pelita Air milik PT Pertamina, sedangkan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tetap menjadi entitas yang berdiri sendiri. 

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, merger ini dilakukan karena Indonesia masih kekurangan jumlah pesawat. Sebagai perbandingan, industri pesawat di Amerika kurang lebih ada 7.200 pesawat dengan jumlah populasi penduduknya 300 juta dengan rata-rata pendapatan perkapita mencapai US$ 40 ribu.

Sementara, jumlah penduduk di Indonesia mencapai 280 juta dengan pendapatan per kapita US$ 4.700 dan ditaksir akan tembus US$ 5.000. "Anggap Indonesia 10% nya dari Amerika dan catatan terpenting, Indonesia adalah negara kepulauan, Amerika satu pulau. Kalau 10% nya, kita harus punya 720 pesawat, hari ini total pesawat di Indonesia 500 lebih," kata Erick, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (31/8). 

Lebih lanjut, Erick mengatakan, lahirnya Pelita karena kekhawatiran BUMN mengenai potensi kegagalan restrukturiasi Garuda Indonesia. Menurut data yang disampaikan Erick, Pelita Air saat ini memiliki 12 pesawat dan jumlahnya akan ditingkatkan menjadi pesawat hingga 20. Sementara itu, Erick menyebut, Garuda Indonesia memiliki 60 pesawat dan Citilink sebanyak 50 pesawat.

"Kalau digabungkan yaitu 140 pesawat, target 170," ucapnya. 

Pada kesempatan yang sama, Wakil BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko mengatakan, pihaknya menargetkan rencana merger perusahaan maskapai negara tersebut akan rampung tahun ini.

"Tapi kita liat pembukuannya seperti apa, perlu proses lah, kalau tahun ini ya tahun ini," sebut Tiko ketika ditemui wartawan, Kamis (31/8). BUMN, katanya, berusaha untuk menargetkan penambahan 30 pesawat yang paling lambat bisa terpenuhi pada 2026.

Reporter: Patricia Yashinta Desy Abigail
Berita Katadata.co.id di WhatsApp Anda

Dapatkan akses cepat ke berita terkini dan data berharga dari WhatsApp Channel Katadata.co.id

Ikuti kami

Artikel Terkait

Video Pilihan
Loading...