Astra International Raup Laba Rp 25,69 Triliun, Naik 10%
c. Alat Berat, Pertambangan, Konstruksi dan Energi
Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi grup selama sembilan bulan pertama tahun 2023 menurun 1% menjadi Rp 9,4 triliun, terutama disebabkan kontribusi yang lebih rendah dari bisnis pertambangan batu bara dan emas.
PT United Tractors Tbk (UNTR), yang 59,5% sahamnya dimiliki perseroan, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 3% menjadi Rp 15,3 triliun.
d. Agribisnis
Laba bersih divisi agribisnis grup selama sembilan bulan pertama tahun 2023 menurun 34% menjadi Rp 638 miliar. Hal ini terutama disebabkan harga minyak kelapa sawit (CPO) yang rendah.
ASII mencatatkan laba bersih PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), yang 79,7% sahamnya dimiliki perseroan turun sebesar 34% menjadi Rp 801 miliar. Volume penjualan CPO dan produk turunannya meningkat 18% menjadi 1,3 juta ton. Harga CPO menurun 16% menjadi Rp 11,153 per kilogram.
e. Teknologi Informasi
Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk (ASGR), yang 76,9% sahamnya dimiliki perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 96% menjadi Rp 96 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan marjin usaha dan pendapatan.
Jumlah aset ASII hingga 30 September 2023 yaitu Rp 50,71 triliun. Aset perusahaan menyusut 20,47% dari Desember 2022 yakni Rp 63,77 triliun.
Lalu liabilitas ASII yaitu Rp 204 triliun hingga 30 September 2023. Liabilitas Astra International membengkak 20,3% dari Desember 2022 yakni Rp 169,57 triliun. Sementara ekuitas perusahaan Rp 238,96 triliun, turun 1,94% dari sebelum Rp 243,72 triliun.