Bank Mandiri Cetak Laba Rp 26,55 Triliun, Ditopang Penurunan Biaya Pencadangan
PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) berhasil mencatatkan laba bersih konsolidasian periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 26,55 triliun pada kuartal kedua 2024.
Secara grup, perolehan laba tersebut mengalami kenaikan 5,22% dari periode kuartal kedua 2023 yakni Rp 25,23 triliun. Sementara laba Bank Mandiri secara individu tercatat Rp 24,64 triliun, naik 7,15% dari Rp 23 triliun.
Salah satu faktor peningkatan laba emiten bank pelat merah ini karena adanya penurunan biaya pencadangan sebesar 8,4% menjadi Rp 6,91 triliun dari sebelumnya Rp 7,55 triliun.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Mandiri, peningkatan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp 49,08 triliun. Nilai raihan pendapatan bunga bersih meningkat 3,75% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 47,3 triliun.
Kredit Bank Mandiri Rp 1.532 Triliun
Total penyaluran kredit Bank Mandiri mencapai Rp 1.532 triliun, meningkat 20,46% per semester I 2024. Namun rasio kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL) gross turun dari 1,53% menjadi 1,01% untuk entitas Bank Mandiri saja. Bank Mandiri juga mencatat rasio pencadangan atau NPL coverage 292,63%.
Di sisi lain, Bank Mandiri membukukan rasio pinjaman terhadap simpanan atau loan to deposit ratio (LDR) sebesar 90,48%. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar 85,68%.
Selain itu, perusahaan perbankan ini juga melaporkan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada semester pertama 2024. Nilai ini meningkat 15,45% secara tahunan atau year on year (yoy) menjadi Rp 1.651 triliun.
Hal ini dibarengi peningkatan aset perusahaan mencapai 20,46% menjadi Rp 2.257 triliun pada semester I 2024. Sementara periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar Rp 2.174 triliun.